-Part 08-

51 3 0
                                    

**
*
*
*

Aditsya baru saja sampai di pelataran sekolahnya saat melihat seseorang yang tengah mendapat bully-an didepannya.

Ingin mengabaikan, namun tatapan memohon pertolongan dari cewek yang tengah di bully itu justru memaksa Aditsya turun tangan, ikut campur dan menolong seseorang itu.

"Stop ka" Aditsya tak heran kalau kakak tingkatnya yang tengah membully itu adalah Bianca, cewek yang selalu berada di sisi Farrel yang notabennya sudah Aditsya anggap sebagai kekasih.

"Wohh ada pahlawan kesiangan!" Aditsya sedikit meringis saat melihat cewek yang di bully tadi sekarang berlalu pergi tanpa menghiraukannya yang mendapat tatapan seolah 'mangsa baru' aishh Aditsya menyesal sekarang.

Mundur kebelakang, Aditsya baru saja hendak berlari sebelum kerah seragam bagian belakangnya di tarik oleh Bianca.

"Lo udah sok sok-an jadi pahlawan sekarang mau lari lo?" Aditsya sedikit terhuyung saat kakak tingkatnya itu melepaskan cengkramannya.

"Gays, enaknya kita apain pahlawan kesiangan ini?" Bianca bertanya pada dua teman cewek itu. Caroline dan Agisti

"Boleh kali kita buat dia jadi pengganti si cupu tadi Bi" Aditsya menggeleng

"Ehh kayaknya dia gak mau tuh Bi"

"Uhh lo nolak permintaan gwe?" Aditsya sedikit meringis saat rambutnya di tarik kebelakang oleh Bianca.

Bersamaan dengan Caroline yang merogoh saku Aditsya dan mengambil uang saku cewek itu.

"Banyak juga duit dia Bi" Bianca enggan perduli, dia justru semakin menarik rambut Aditsya keras. Membuat Aditsya mendongak dengan air mata yang menghiasi mata nya.

"Gue inget sesuatu. Lo yang di kabar kabarin jadian sama Farrel kan?" Aditsya menggeleng. Dia sudah berjanji pada Farrel untuk merahasiakan hubungan mereka di Sekolah.

"Bohong! Gwe tau sialan!" Aditsya semakin meringis saat rambutnya ditarik semakin keras.

"Cewek udik kaya lo berani beraninya jadian sama Farrel! Sadar diri bego!" Aditsya sedikit pusing saat Bianca melepaskan cengkramannya, membuat dirinya terhuyung ke samping dan menabrak tembok.

"Cih! Gwe benci sama cewek ganjen gak tau diri kaya lo! Cabut! " ucap Bianca setelahnya berlalu pergi setelah menoyor  kepala Aditsya.

Aditsya mengerjap, memfokuskan pandangannya sebelum beranjak berdiri. Mengusap kepalanya, Aditsya meringis saat menekan sudut keningnya yang membiru.

"Hmm, aku gak bisa jajan deh" cewek itu berlalu melangkah ke arah timur menuju UKS. Dia akan mengobati lukanya dulu sebelum masuk kelas. Karena Aditsya tau, teman-temannya akan bertanya dan khawatir saat melihat dirinya yang memiliki memar di bagian kening.

Ya, walaupun setelah di obati juga teman temannya pasti akan bertanya. Tapi setidaknya lebih baik dari pada dia membiarkan luka lebamnya. Kepalanya juga sedikit pusing, dia akan membolos pelajaran pertama untuk beristirahat.

Past | Na Jaemin✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang