16. Beraksi

101 17 2
                                    

Edilson High School.

"Raa, yok ke kantin." Ajak Anna meraih tangan Ara.

"Kalian enak ya, pegangan tangan sedangkan gue ga bisa ikut." Arlan seolah cemburu akan kedua cewe itu.

"Lo pegangan sama Anna di sebelah kiri noh." Sahut Ara.

Arlan langsung meraih tangan kiri Anna dan menggenggam nya erat.

"Gue bilang ka Exel ah." Ucap Ara sontak melepas genggaman nya dengan Anna dan berlari ke kantin duluan.

"Yee Bambang, nipu gue nih." Anna mencoba melepaskan genggamannya dengan Arlan.

Namun Arlan malah mempererat genggamannya dan berkata "jangan di lepas." Anna pun hanya pasrah.

Ara berlari cukup kencang, sesekali ia melihat ke belakang untuk mengecek Anna dan Arlan. Namun entah kenapa ia menabrak seseorang.

"Awww." Ringis seseorang yang tertabrak oleh Ara.

"Maaf." Ucap Ara pada Nada.

"Enak banget ngomong maaf." Nada mendekatkan dirinya ke arah Ara.

"Ya kan gue udah minta maaf." Ara menatap Nada penuh.

"Sikat aja Nad." Sahut Misya.

"Jangan di sikat, di timpuk aja." Ucap Lala namun langsung di teloyor kepalanya oleh Misya.

"Bego banget jadi orang." Misya meneloyor kepala Lala sekali lagi.

Plak

"Apa sih Lo? Ga jelas banget." Ara tak terima di tampar oleh Nada.

Plak

Sekali lagi Nada menampar Ara dengan keras, bahkan suaranya terdengar kencang.

Siswa siswi yang sedang menyantap makanannya pun, malah melihat keributan itu dan menyingkirkan makanan nya.

"Wah seru nih kayanya." Sahut Misya.

"Kira-kira berdarah ga sudut bibir nya si Ara?." Tanya Lala pada Misya.

"Udah berdarah bego, Lo kaya gatau aja tamparan si Nada kaya gimana kerasnya." Jelas Misya pada Lala.

"Aww." Ringgis Ara menyentuh sudut bibirnya yang terluka.

"Berani Lo sama gue?." Nada mendorong tubuh Ara hingga terhuyung.

Ara tidak kuat untuk berkata, bahkan untuk menjaga keseimbangan saja ia susah.

Kondisi di kantin ramai, dan Ara tidak suka keramaian apalagi sekarang semua orang berfokus pada dirinya.

Arlan dan Anna menerobos kerumunan.

"Raa, Lo ga papa?." Anna memapah pundak Ara.

Sedangkan Arlan mendekati Nada, menatap tajam, dan......

Plak

"Kaya gitu kan Lo nampar Ara?." Arlan ancang-ancang untuk menampar Nada kembali.

"JANGAN." Teriak Ara.

"Lan, jangan." Pinta Ara.

"Lo, selamat Lo kali ini." Arlan menujuk Nada dan segera beralih ke Anna dan Ara.

Memapah Ara menuju uks.

Uks.

"Aww, sakit Naa pelan-pelan." Ringgis Ara kesakitan.

"Iya ini udah pelan-pelan kok." Anna kembali membersihkan darah di sudut bibir Ara.

"Kok bisa?." Tanya Arlan yang duduk di bangku uks.

MR. EXEL (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang