Di gazebo depan kelas 10 Fisika 1 Ara duduk dengan 1 buku fisika yang tebal di paha nya.
Membaca atau sekedar melihat lihat buku adalah hal yang menyenangkan bagi Ara, apalagi di suasana sejuk pagi hari, dan belum ramai siswa yang datang.
Seketika ia mengingat ke 2 sahabat konyol nya itu, Anna dan Arlan bagaimana kabar nya? Apa yang mereka lakukan sekarang? Apakah mereka kangen dengan nya? Atau senang jika Ara tidak ada?
Lamunan Ara akhirnya buyar akibat handphone nya yang berbunyi panggilan Vidio call dari group A3.
Ara menjawab panggilan tersebut menampilkan Anna dan Arlan di layar handphone nya.
"Haii Ara, gue kangen banget sama Lo." Seru Anna di layar handphone.
"Woii, berisik bego." Ucap Arlan pada Anna yang teriak tadi.
"Badoo amat gue berisik, yang penting gue cuma mau bilang gue kangen sama Lo Raa." Anna lagi lagi berteriak.
"Woi, gue ada di sebelah Lo. Jadi jangan teriak, kuping gue sakit." Tegur Arlan langsung.
Ara hanya tidak habis fikir pada sahabat nya itu. Masa Vidio call di tempat sebelah sebelahan.
"Aneh ya kalian, katanya kangen sama gue, tapi asik ber 2 aja. " Ara mulai bicara dengan nada seperti orang ngambek.
"Eh sorry Raa, si Arlan nih rese." Anna menyalahkan Arlan.
"Apaan Lo? Udah tau Lo yang teriak, malah nyalahin gue." Bantah Arlan tak terima.
"Dah, dah, gue tutup ya bentar lagi bell." Ara mematikan panggilan Vidio mereka dan akhirnya masuk ke dalam kelas.
Ara sepertinya sudah terbiasa di kelas baru nya, dengan teman teman baru nya, contoh nya Rani teman se bangku nya, dan juga guru-guru yang mengajar disini.
🌸🌸🌸
Ara berjalan di lorong menuju koperasi untuk membeli beberapa perlengkapan belajar nya yang sudah habis, yaitu pulpen.
Namun langkah nya terhenti saat melihat ke 2 orang yang sedang bertengkar dan bukannya di lerai, beberapa orang di sekitarnya malah membiarkan perkelahian itu.
Tanpa ragu, Ara melerai ke 2 orang yang sedang berkelahi.
"Stop." Teriak Ara melepaskan kedua cengkraman itu.
Ara merasa terkejut melihat orang yang di lihat nya kemarin di kafe sama dengan orang yang sedang berkelahi ini, dan dia yang melerai?
"Bisa stop ga kalian? Kalau ada masalah di bicara in baik-baik, ga perlu pakai kekerasan, dan juga kalian semua yang melihat pertengkaran ini, mengapa hanya diam saja seperti tidak punya mata untuk melihat pertengkaran ini?." Ucap Ara dan tak ada yang berbicara saat ia bicara.
"Gausah ikut campur deh Lo." Ucap Azka yang sedikit tinggi
"Gue ga ikut campur, cuma karena ini menyangkut perkelahian pakai fisik, jadi gue ikut campur." Balas Ara.
"Lo siapa? Ketua OSIS? Ketua apa Lo? Guru BK? Bukan kan? Gausah ikut campur deh." Ucap Azka lagi.
"Ya bukan siapa-siapa sih." Jawab Ara.
"Anak baru kan Lo? Gausah ikut campur sana." Ucap siswa yang berkelahi dengan Azka dan mendorong Ara sampai terjatuh.
"Aww." Ringis Ara yang kesakitan saat bokong nya menyentuh omblok lapangan.
"Urusan Lo sama gue belum selesai." Ucap Azka pada lawan kelahi nya, lalu menarik Ara dari lapangan.
Ara yang di tarik pun hanya pasrah, dan merasakan bokong nya yang masih sakit akibat menyentuh omblok lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. EXEL (ON GOING)
Teen FictionKisah seorang Exel Emerland yang sedikit rumit untuk di kupas lebih rinci, bertemu dengan seorang Kinara Zakhira Pratama. Dendam yang menyelimuti hatinya, namun tertutup oleh sikap manis yang selalu ia perlihatkan. Pertemuan nya cukup singkat, pend...