23. Tuduhan

95 15 0
                                    

Pagi yang selalu membuat semua siswa mengeluh, karena harus berdiri terlalu lama akibat amanat pembina upacara.

"Lama bener amanatnya." Ucap Ara dengan posisi istirahat di tempat.

"Biasa bapa Lo Raa." Sahut Anna.

"Idihh, bukan bapa gue itu mah." Seru Ara tak terima.

"Udehh terima aja si Raa." Arlan ikut menggoda Ara.

"Ayah gue cuma satu yaa, cuma ayah Pratama." Tegas Ara dengan sorotan mata tajam ke arah Arlan.

"Yaudah iyee, bapa gue aja. Puas Lo." Pasrah Arlan membuat gelak tawa ke dua sahabatnya.

"Hahahah, pasrah amat Lo Lan." Tawa Anna.

Perintah siap gerak sudah terdengar, yang artinya amanat pembina upacara sudah selesai.

Tak lama, upacara bendera hari Senin SELESAI.

"Woii, kantin dulu gak?." Tanya Arlan.

"Gue mau ke kantin, tapi males." Ucap Ara.

"Sama gue juga males, pasti rame." Sahut Anna.

"Yaudah males mah, gue sendiri aja." Arlan hendak berjalan meninggalkan Anna dan Ara.

"Eits, tunggu." Ara menarik lengan Arlan.

"Nitip roti coklat 5 ya." Pinta Ara.

"Ogah." Arlan membuang muka nya dari sahabatnya itu.

"Lan, pliss." Ara mengeluarkan puppy eyes nya.

Arlan yang tak bisa menolak Ara akhirnya hanya pasrah menurutinya.

"Hm." Arlan berjalan menuju kantin.

"Wih, manjur juga puppy eyes Lo Raa." Salut Anna.

"Iya dong, Arlan mana berani nolak permintaan gue." Ucap Ara bangga.

"Hahah, yok lah ke kelas." Ajak Anna merangkul pundak Ara.

Menaiki satu persatu anak tangga untuk menuju kelas 10 Fisika 1. Namun, 3 orang entah dari mana sudah di hadapan Ara dan Anna di anak tangga terakhir.

"OPS, ada anak cupu." Ucap Nada yang datang begitu saja di hadapan Ara.

Ara dan Anna masih diam tak bergeming.

"Gue kok kaya merasa ada seseorang di hadapan gue, tapi kok gaada orang nya ya?." Ucap Nada seolah membalas perbuatan Ara saat kejadian di kantin lalu.

"Kenapa Nad? Panas ya?." Tanya Misya memanaskan.

"Hmm iya nih, kayanya setan atau iblis ya yang ada di depan gue?." Balas Nada.

"Ohh kaya nya iblis bermuka dua deh, soalnya berat banget hawa nya disini, pengap." Sahut Lala mengipas-ngipas wajah menggunakan tangan kosong nya.

"GILA." Ucap Ara lalu melangkah di ikuti Anna meninggalkan Nada and the Genk.

"PENGECUT LO." Teriak Nada saat Ara dan Anna sudah agak menjauh.

Ara berbalik, mendekat ke arah Nada yang dekat dengan anak tangga.

"PENGECUT? Ngaca deh!." Ara mendorong bahu Nada sedang.

"Iya, Lo PENGECUT." Nada mendorong Ara sampai terjatuh di lantai.

Sepertinya emosi Ara memuncak akibat ulah Nada, Ara hendak menghampiri Nada kembali, namun Anna memberi nya nasihat.

"Raa, Lo boleh ngelawan tapi jangan berlebih, jangan bikin diri Lo dalam bahaya." Bisik Anna.

Ara mengangguk, dan menghampiri Nada.

"Lo tau ga sih artinya pengecut?." Tanya Ara pada Nada yang terlihat sok.

MR. EXEL (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang