Ara dan Exel masih menunggu kedatangan Aditya yang masih melakukan rapat.
Ara sedikit gelisah, entah kenapa Exel mulai paham gerak gerik Ara yang seolah gelisah akan suatu hal.
Exel menggenggam tangan kiri Ara, seolah menenangkan dirinya atas ke khawatiran nya itu.
"Kenapa huh?." Tanya Exel.
Ara hanya diam, tak menanggapi apapun yang di tanya oleh Exel. Pikirannya kini terarah hanya pada satu orang yaitu "nada."
Tak lama suara langkah kaki terdengar mendekati ruangan Aditya. Benar, itu Aditya yang sedang di tunggu oleh Ara.
Ara dan Exel berdiri saat melihat Aditya yang sudah datang.
Aditya langsung memeluk putrinya dengan penuh kasih sayang.
"Ada apa putri ayah datang ke sini? Heem?." Tanya Aditya setelah melepaskan pelukannya itu.
Tak lupa Exel bersalaman dengan Aditya, dan di balas dengan hangat oleh Aditya.
"Ayah." Ucap Ara.
"Huft, kita duduk dulu saja." Titah aditya.
Kini mereka sudah duduk kembali di sofa kantor Aditya.
"Heem?." Deheman Aditya.
"Ayah, jujur sama Ara plis. Apa ayah yang membuktikan kepada sekolah bahwa Ara ga bersalah? Dan memberikan bukti semua kelakuan nada selama ini ke pihak sekolah?." Tanya Ara.
Aditya mengangguk.
"Kenapa yah?."
"Apa nya yang kenapa? Ayah hanya melakukan hal yang terbaik." Jelas Aditya.
"Tapi kasian mereka yah, terutama ka Misya yang terluka karena Ara." Ucap Ara menahan air mata nya.
"Bagaimana dengan mu?." Tanya Aditya kembali.
"Ara gak apa apa yah." Ucap Ara gemetar.
"Apa yang mereka lakukan memang salah, dan mereka berhak mendapatkan sanksi, bukan hanya kepada kamu mereka melakukan hal serendah itu, tetapi banyak korban yang mereka bully." Jelas Aditya.
"Plis kasih 1 kali kesempatan yah, mereka udah kelas 3 dan jika mereka di keluarkan dari sekolah, mereka bisa-bisa ga lulus yah." Pinta Ara.
Aditya hanya diam, seolah berfikir namun nihil.
"Keputusan dan kesempatan bukan di tangan ayah, tetapi di tangan pihak sekolah." Ucap Aditya.
Ara menunduk, seolah merasa dirinya menjadi orang jahat.
Ara berdiri, dan keluar begitu saja dari ruangan Aditya tanpa berpamitan sama sekali.
Exel berpamitan kepada Aditya, mengejar kemana Ara pergi.
🌸🌸🌸
Exel mengendarai motornya pelan, mencari keberadaan Ara.
Menghentikan motornya di tepi jalan, menggeluarkan handphone, menelpon Kinan.
"Nan, Ara udah pulang?." To the poin Exel.
"Belum, tadi kata bunda tuh anak keluar." Jawab Kinan di sebrang sana.
Exel langsung mematikan panggilan nya, lalu memasukan benda pipih itu ke saku nya.
Kembali mencari di mana keberadaan Ara, kini tempat tujuan nya adalah taman, seperti taman tempat penyendiri an seluruh umat.
Memarkirkan motornya, dan mencari Ara di seluruh sudut taman.
Pandangan Exel tertuju pada ayunan di pojok taman yang di duduki oleh seorang wanita. Exel sudah tau siapa pemilik punggung itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. EXEL (ON GOING)
Novela JuvenilKisah seorang Exel Emerland yang sedikit rumit untuk di kupas lebih rinci, bertemu dengan seorang Kinara Zakhira Pratama. Dendam yang menyelimuti hatinya, namun tertutup oleh sikap manis yang selalu ia perlihatkan. Pertemuan nya cukup singkat, pend...