Dasar dari trik sulap ada banyak sebenarnya, selain tiga prinsip Thurston, tapi salah satu yang terpenting adalah misdirection. Pengalihan. Mereka yang sering melihat pertunjukan sulap—salah satunya aku—pasti menyadari bahwa tak pernah ada pesulap yang benar-benar sendiri.
Maksudku, mereka punya asisten. Sering kali asisten itu adalah perempuan—dan sebagian besar dari mereka berbaju seksi. Asisten mereka berguna untuk mengalihkan perhatian penonton.
Sulap yang tak memerlukan asisten tidak mengartikan misdirection tak ada dalam triknya. Dia ada, tapi hanya pesulapnya sendiri yang tahu bahwa dia adalah misdirection-nya. Tongkat sulap adalah salah satunya. Ia adalah misdirection untuk trik tangan. Mungkin ketika para penonton fokus pada tongkatnya, sang pesulap tengah mengeluarkan bola atau benda apa pun dari balik ujung lengan kemejanya.
"Semua sulap akan terkesan biasa saja dan curang bila kamu sudah tahu triknya."
Oleh karena itu, membocorkan trik sulap akan membuatmu dianggap pengkhianat dunia sulap. Penonton terkagum karena ia tak tahu. Untuk membuatnya tak tahu, misdirection sangat diperlukan.
Tak ada yang bisa dipercaya di dunia sulap.
Namun, selama beberapa hari—mungkin hampir dua minggu—aku belajar dari Tuan Pesulap, aku diajari bahwa ada yang bisa menyaingi pentingnya tiga prinsip Thurston. Mungkin hal ini setingkat dengan misdirection.
Ia adalah pikiran si pesulapnya. Sama-sama berhubungan dengan mind control, jadi sepertinya, Tuan Pesulap lebih mementingkan mind control daripada tiga prinsip Thurston.
Menjadi seorang pesulap sama dengan menjadi seorang pengendali pikiran. Menurut Tuan Pesulap, "Bila kamu ingin mengendalikan pikiran orang lain, kamu harus bisa mengendalikan pikiranmu."
Pikiran pesulap yang menentukan hal itu bisa terjadi atau tidak. Kami adalah orang yang berusaha melampaui logika manusia, tak ada yang tak mungkin bagi para pesulap. Oleh karena itu, bila kami memang percaya bisa melakukannya, hal itu bisa terjadi.
Sugesti alam bawah sadar, itu sebutan dari orang-orang di bidang psikologi. Tapi, itu versi sangat simpel. Ini jauh lebih hebat, terutama karena tambahan bumbu sihirnya.
Aku baru tahu sihir itu benar-benar nyata saat latihan tadi sore. Tuan Pesulap memberiku sebuah gelas berisi air. Ia mengatakan, "Alden, coba cari tahu air apa di dalam ini tanpa menyentuhnya, apalagi meminum atau menumpahkannya."
Warnanya bening, dan tak kental. Persis seperti air keran. Isinya hanya setengah gelas. Tak ada warna, dan tak ada bau sedikit pun darinya. Ini air.
Akan tetapi, pertanyaan Tuan Pesulap adalah, "Air apa itu?"
Pertanyaannya membuktikan bahwa itu memang air, tapi air apa?
Sejak tanganku masuk ke dalam topi Tuan Pesulap di hari pertama, sebagian dariku merasa aku telah menjadi superhero dengan kekuatan sihir yang dibalut pakaian seperti pesulap atau showman. Mungkin masih asisten, seperti Robin, sementara Tuan Pesulap adalah Batman.
Aku adalah familiar dan Tuan Pesulap adalah wizard-nya. Ah, ini contoh yang jauh lebih tepat!
Anehnya, saat aku memikirkan cairan apa di dalam gelas itu, beberapa gelembung keluar dari sana. Gelas di tanganku jatuh, dan tepat sebelum ia menyentuh lantai, Tuan Pesulap menangkapnya. Ia meletakkannya di atas meja, dan saat aku melirik ke dalamnya, gelas tersebut kosong.
"Apa yang telah Anda lakukan pada air di dalamnya?"
Saat aku bertanya seperti itu, Tuan Pesulap malah pergi ke belakang panggung. Di panggung teater yang kosong, aku merasa jadi orang bodoh yang hanya duduk diam. Kursi-kursi merah di depanku terasa menertawakanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
End of The Magic
Viễn tưởngAlden selalu berkhayal menjadi seorang pesulap. Leiro, kakak sekaligus penonton pertamanya, mengajukan sebuah permintaan pada Alden. Lei ingin lari dari dunia yang penuh hiruk pikuk ini. Ketika berhasil menjadi seorang pesulap dalam asuhan pesulap...