47 - Time for the Moon Night

441 98 34
                                    

happy reading, jangan lupa vote + komen Loly🤗❤️

_

Tepat pada hari ini, mereka berenam—Ardan, Adel, Jean, Nabila, Orion serta Galang akan pergi ke Cibodas. Mereka janjian, sehabis sholat Maghrib berkumpul terlebih dahulu di rumah keluarga Gabriel, sekalian mengambil mobil milik Papa Sean yang dengan suka cita meminjamkan.

Adel dan Jean dengan segala barang rempongnya sudah duduk santai di ruang keluarga menunggu yang lain datang. Iya cuma berdua, soalnya Ardan harus jemput pacar dulu. Maklum yang sudah taken.

"Lo beneran mau naik motor sama Galang ke sana?"

"Iyaa, sekalian refresh otak," sahut Jean.

"Cikarang ke Cibodas jauh loh. Nanti kalau lo ngantuk gimana? Barangnya juga berat, apalagi carrier sama lo itu lebih beratan carriernya. Lo 'kan krempeng kurus kering kek gini, nanti kalau lo jatuh terus gelinding saat ditanjakan gimana? Udahlah, naik mobil aja, biar Galang naik motor sendiri," ucap Adel khawatir.

"Bukannya yang harus hati-hati lo, Kak? Lagi datang bulan, nanti kalau digondol sesuatu hihihi," balas Jean. "Apalagi Abang pasti nggak seratus persen jagain lo mulu, sekarang 'kan dia udah punya pacar, beda sama yang dulu."

"Kan ada lo yang nanti bakalan jagain gue, Jen," balas Adel.

"Dihhh, gue mending jaga diri sendiri. Inget gue maknae tau," ketus Jean.

"Lo mah gitu. Awas aja kalau gue kenapa-napa, gue doain lo yang nangis paling kejer."

"Nggak bakalan." Jean memeletkan lidahnya meledek sang Kakak.

"Kalian udah sholat Maghrib belum? Mau pergi jauh ke hutan lagi, harusnya sholat, minta perlindungan ke Allah." Sean memulai acara nasihat-menasehati sambil jari-jemarinya mengutak-atik remot mengganti channel televisi.

"Nggak dibilangin juga tau kali. Kakak 'kan lagi nggak sholat, adek tuh!" kata Adel.

"Idihh! Adek mah udah tadi di Masjid," ujar Jean tak terima.

"Halah, kapan lo ke masjid? Sholat aja paling sholat Jumat."

"Beneran!!! Imamnya tadi Mas Wildan. Kalau nggak percaya sana gih tanya."

"Sholat kalau ada butuhnya aja, ya, Dek," kata Sean membuat Jean menyengir.

"Tau aja, Papa."

"Nanti di sana jangan bicara sembarangan, jaga lisan. Buat adek nanti Papa minta jagain Kakak, ya," pinta Sean yang dibalas anggukan kepala oleh Jean.

"Assalamualaikum!!"

Seruan salam membuat ketiganya menoleh. Di sana, Orion, Galang, Nabila ditambah Ardan sudah tiba.

"Kita packing dulu bentar, yang cewek jangan diberi barang berat-berat," ucap Orion menginterupsi.

Dia dan Galang mengambil salah satu carrier, kemudian menatanya kembali. Sementara itu, Ardan beranjak ke arah garasi untuk memanaskan mobil.

"Kamu udah makan belum?" tanya Nabila sambil berjalan ke arah Adel.

"Udah."

"Nanti di sana jangan jauh-jauh, ya dari aku. Kalau masih canggung, kamu bisa sama Orion atau nggak Galang."

"Santai, Bil," balas Adel.

"Aku khawatir banget, apalagi saat Ardan ngabarin kalau kamu datang bulan. Kalau kamu nggak ikut, mungkin aku juga bakalan nggak ikut. Soalnya perempuan sendiri, pasti Ayah nggak ngijinin," kata Nabila.

"Gue sampai nangis tau biar Ardan bolehin gue ikutan. Soalnya, gimana, ya? Gue udah siapin tetek bengeknya, ehh pas hari H, tamu bulanan gue dateng? Dongkol banget rasanya," curhat Adel.

Lots Öf love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang