"Dek, mau nggak temenin kakak ke rumah temen?" tanya Adel. Tangannya bergerak gesit membuka lemari dapur mencari tupperware milik sang ibu.
"Jauh nggak? Adek males banget keluar," rengek Jean.
"AISHHH, Nggak jauh kok, cuma nganterin spaghetti carbonara aja habis itu pulang," ucap Adel.
Setelah memasukkan makannya ke dalam tupperwere ia lalu menutupnya dan menaruh ke dalam tas tenteng. "Kita ke blok sebelah dulu nganterin ini ke rumah Galang. Habis itu baru kita ke daerah Cikarang Utara. Kamu tau Melvin nggak?" tanya Adel.
"Melvin yang mana??" tanya Jean balik. Dia benar-benar tak merasa kenal dengan laki-laki bernama Melvin.
"Mantan gue. Eh, gue udah pernah bilang belum si?" balas Adel. "Udah sana siap-siap. Kalau Ardan ada di sini, gue nggak bakalan minta anter lo."
Jean menghela nafas kesal, sudah tiga hari berlalu sejak Ardan pergi ke Bandung untuk mengikuti ajang olimpiade archer dan laki-laki itu sudah masuk asrama. "Kenapa sih, kakak nggak bawa motor sendiri aja?"
"Lo mau gue mati, hah?!" ujar Adel sambil menodongkan pisau ke arah Jean. "Udah kapok, gue jatuh ke parit gara-gara ngindarin kucing."
"Cih, curhat mba?" ledek Jean dengan sigap laki-laki itu berlari ke arah kamar, menghindari amukan sang kakak.
"AWAS LO JEN!" murka Adel yang disambut dengan gelak tawa Jean.
💙
"YA TUHAN KAKAK!! BUKA GERBANG NYA! BUDEG BANGET GUE PANGGILIN DARI TADI!" teriak Jean kesal. Sekarang, dia tau bagaimana perasaan Ardan saat dibabuin dia dan Adel.
"Lang yang penting lo di rumah aja. Soalnya gue mau ke sana," ucap Adel pada ponselnya yang sedang melakukan panggilan dengan Galang di sebrang sana. "Sabar kali, dek."
Kepala Jean serasa mendidih, kalau saja saat ini dia berada di dunia komik bisa dipastikan saat ini kepalanya berasap. "Iya nih sabar! Nungguin dua orang memadu kasih. Gue yang jomblo mah bisa ap—aduh!" ringisnya saat perutnya dicubit keras oleh Adel.
"Udah buruan, rumah Galang ada diblok G. Tau jalannya 'kan?"
"Tau," jawab Jean.
Motor Vario 150 itu mulai berjalan menuju ke rumah Galang yang letaknya tak jauh dari rumah mereka. Kira-kira kalau jalan kaki membutuhkan waktu dua puluh menitan.
Begitu sampai di depan rumah Galang, Adel melepas helm dan memperbaiki sedikit rambut dan bajunya yang tak serapi sebelumnya, membuat Jean mengernyit heran.
Ini ceritanya gue disuruh temenin dia buat pacaran? batinnya.
"Assalamualaikum, Galang!" panggil Adel keras. Padahal, telat di samping gerbang ada bel.
"OYYY, DEL!! MASUK AJA!" sahut Galang dari dalam rumah
"Masukin aja gih motornya, Dek," ucap Adel sambil membuka gerbang rumah Galang.
Dari depan pintu, Galang sudah berdiri dengan celana kolor dipadukan dengan kaos polos berwarna putih.
"Nih, gue bawain spaghetti carbonara. Hasil masakan pertama gue lo harus ikut coba," kata Adel. Ia menyerahkan kotak tupperwere.
"Makasih, gue tersanjung dapet makanan pertama lo. Apapun rasanya gue bakalan habisin. Aniway, lo mau masuk dulu?" ajak Galang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lots Öf love (COMPLETED)
ספרות נוערAdel sangat percaya akan harapan. Saking percaya dia sampai membuat harapan dia ingin dianggap ada oleh neneknya dan tidak menjadi bayang-bayang seorang Ardana Gabriel-saudara kembarnya. Setinggi itu harapan seorang Adelian Gabriella hingga hari it...