Q & A time!
- sebelum baca, ayok jawab sini dulu~menurut kalian siapa sih Cleopatra yg ngirim email ke Baim?
terakhir nih, kalau seandainya masalah adel&ardan ada direlaita kalian termasuk mana ni?
👉grup penghujat
👉grup pendukung
_______
Langkah kaki jenjangnya berbelok menuruni tangga menuju Kantin. Dia mendengus sebal, biasanya dia kemana-mana bersama Ardan tetapi sekarang ia sendirian jadi keliatan banget jomblonya. Sungguh, laki-laki itu dengan teganya menyuruh dia ke Kantin sendiri karena lebih memilih sibuk mengurusi proposal.
"Sendirian aja neng? Mau A'a temenin nggak?"
Adel menengok dengan wajah cengo. Dengan cepat dia langsung memukul pundak laki-laki yang mengagetkan dirinya.
"Ihh apaansi jijik, anjir!" umpat Adel. Ia berkacak pinggang menatap ke arah Galang penuh permusuhan.
"Yahhh si eneng malu-malu kucing. A'a tau kok, dalam hati eneng pasti lagi mengharapkan A'a 'kan?" goda Galang. Dengan genit, dia menjawil dagu Adel yang sayangnya ditepis kasar oleh perempuan itu.
"Tapi kebetulan sih ketemu di sini, soalnya gue nggak ada temen buat diajak ke kantin," ucap Adel.
"Nah kan! A'a itu udah tau kalau—"
"Bacodd, ya, Lang!" Adel menjitak kepala Galang membuat laki-laki itu mengaduh. "Rapiin dulu baju lo. Udah kelas dua belas tapi kerjaannya keluar masuk BK."
Adel berlalu menuruni tangga dengan lincah kemudian dia berbelok kanan dan menyusuri koridor. Galang di belakangnya berlari mencoba mensejajarkan langkah.
"Bel masih lama kali, dua puluh menit lagi," kata Galang saat keduanya sampai di depan pintu Kantin. Mungkin, karena masalah Adel—Ardan memang sedang menjadi topik pembicaraan hangat anak-anak, jadi melihat salah satu dari keduanya pasti mereka langsung berbisik-bisik.
"Ohh, jadi alumni lagi pada kesini, ya?" tanya Adel saat melihat Kazuhiko sudah melambaikan tangan ke arahnya bak seorang Miss Universe.
"Lagi caper sama adik kelas kali." Galang menyeret Adel ke arah salah satu meja kosong. "Mau beli apaan? Biar gue pesenin."
"Eh, jangan gue aja yang pesenin, lo lebih baik di sini aja," balas Adel. Sebelum Galang menyuarakan penolakan, perempuan itu sudah beranjak terlebih dahulu. Padahal, dia sama sekali belum memberi tau apapun yang akan dia pesan. Pikirannya menerawang, kira-kira apakah Adel tau, ya apa makanan kesukaan dia????
Namun, mengingat kejadian belakangan ini, Galang sontak menggeleng. Dia yakin, Adel tak mungkin memikirkan hal-hal nggak penting seperti apa makanan kesukaan dia. Perempuan itu pasti lebih memilih memikirkan bagaimana sih caranya bisa jadi diri sendiri, tanpa ada bayang-bayang orang lain?
Ketika Galang sibuk berpikir untuk kelancaran kisah cintanya, Adel tengah sibuk antri untuk membeli seblak. Entah kenapa, sejak kemarin dia ingin sekali memakan makanan ini, tetapi mengingat motor yang masih digembok oleh Sean dia cuma bisa ngiler. Efek malas ngapa-ngapain, mager buat go food, dan keluar rumah.
"Diaa yang lagi viral itu bukan si?"
"Iyaa yang itu, menurut gue sih dia sama Ardan cuma akal-akalan. Biasa caper pengen famous. Terus didukung goodlooking jadi ketolong banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lots Öf love (COMPLETED)
Teen FictionAdel sangat percaya akan harapan. Saking percaya dia sampai membuat harapan dia ingin dianggap ada oleh neneknya dan tidak menjadi bayang-bayang seorang Ardana Gabriel-saudara kembarnya. Setinggi itu harapan seorang Adelian Gabriella hingga hari it...