30 - Gara - gara Si Monty

2K 108 0
                                    

Say hello!
Kita ketemu lagi epribadeh!

Tetep baca cerita martinez kan? Harus dong! Jangan sampe gak pokoknya!

Happy Reading Say!


Tak terasa kini kandungan arin sudah memasuki bulan ke 5, begitu banyak rintangan yang arnez lewati mulai dari arin ingin arnez berfoto dengan buaya, dan juga arin yang memanjat pohon jambu air.

Arnez di uji oleh kelakuan sang istri, istri yang melakukannya, dirinya juga yang dredeg. Istri nya itu tidak bisa diam, barang sehari pun. Pasti selalu membuat ulah.

Ia jadi teringat saat arin mencari cacing lalu di masukan ke dalam toples sebagai hiasan di dalam kamar. Diam diam arnez membuangnya jauh dari rumah, menjijikan tidur bersama cacing.

Jangan lupakan Monty yang kini sudah besar, ia sudah menjadi bebek perawan, alias Monty perawan. Monty kini tampil dengan menggunakan berbagai aksesoris dan juga baju baju indah.

Arin kini tengah bersenda gurau bersama kedua orang tua nya dan juga mertuanya. Membahas masalah kehamilan dan juga kelahiran nanti.

" bibi lusi pasti juga gak selalu bisa deket sama kamu, ikut mama aja ya? " tanya mama luna

" atau kamu mau ikut mama aja? " tanya mama elin

" gimana kalau kalian tinggal di rumah arin aja? " saran arin

Mama elin menatap luna, menaikan alisnya tanda bagaimana, mama luna pun hanya mengangguk. Tak masalah jika ia harus tinggal dengan arin, asalkan ia tetap bisa menjaga arin dan cucu yang di kandung.

" jadi gimana arnez? " tanya papa gara

Arnez mengangguk tanda setuju, ia sangat senang semua keluarga berkumpul, rumah pasti akan ramai selalu. Apalagi jika nanti anaknya hadir. Ia jadi tak sabar!

Papa danu menatap sang putri yang kini tengah mencomot coklat, ia tersenyum. Tidak menyangka putri kecilnya kini sudah akan menjadi seorang ibu. Semoga putrinya akan selalu bahagia.

" yaudah kita pulang dulu udah malem, besok pagi kita kesini sekalian beres beres " ujar mama elin

Semua hanya mengangguk mengerti. Arin mulai menyalami tangan kedua orang tuanya dan juga mertuanya, begitupun dengan arnez.

Mobil mereka melesat jauh meninggalkan rumah arin. Arin berbalik seraya memegang perutnya, di tuntun oleh arnez. Sesekali arnez meniup telinga sang istri.

Fiuh

Arin yang kesal pun meninju hidung mancung arnez hingga berdarah. Arin syok, ia tidak mengira akan seperti itu.

Arin menangkup pipi arnez " maafin gue! Gue kesel! " cicit arin

Tinjuan arin sangat sakit, bahkan hidungnya sampai nyeri dan berdarah. Ia mengusap darah di hidungnya, lalu berlari pelan meninggalkan arin.

Arin terbeku, ia merasa bersalah, arnez hanya meniup telinganya tapi ia malah meninju suaminya sendiri. Ia pun menyusul sang suami di kamar.

MARTINEZ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang