MARTINEZ [END]

31 - Peristiwa Pisau dan 5 Sosis

~ikan hiu ikan tuna
vano ganteng banyak istrinya~

~alvano zero atmaja

Happy Reading❤

Brakk!

Pintu di tendang kencang oleh arin, ia berani menendang karna memang di rumah sepi, mertua dan orang tuanya sedang ada acara bisnis dan bibi lusi yang tengah ke pasar.

" arin!! Jangan sembarangan nendang! Lo hamil! " bentak arnez seraya berlari mengejar arin.

Arin tak menghiraukan arnez ia segera memasuki kamar dan menutup pintu, tapi kalah cepat dengan arnez, arnez menahan pintu itu agar tak di kunci oleh arin. Ia masuk ke dalam kamar dan menguncinya.

" Kenapa lo bentak gue!? " bentak arin

" gue pusing arin! Lagi bahas masalah Godriguez, tapi lo dateng dengan cerita gak jelas lo itu! " ujar arnez tegas

Arin menatap tajam arnez " Lo lebih milih Godriguez atau gue sebagai istri lo! "

Arnez menatap arin tak percaya, tidak mungkin ia memilih salah satunya, karna keduanya sangat penting. Arnez menatap tajam arin " gue gak bisa milih salah satu! Kedua nya penting buat gue! Kalau lo gak bawa bebek sialan itu, gak bakal kayak gini! "

" lo harus pilih salah satu! lo udah berani bentak gue tadi! " teriak arin

" buang bebek sialan itu arin! " tegas arnez

" gue gak mau bodoh! Pilih gue atau Godr-- "

Awss!

Arin meremas kencang perutnya yang di baluti baju, arnez yang terkejut segera menghampiri arin, saat ingin memegang lengan sang istri tapi di tepis cepat oleh nya.

" gak usah pegang pegang gue! "

Arin keluar kamar menuruni tangga dengan meremas kuat perutnya, ia berhenti di gerbang rumahnya seraya menengok kesana kesini mencari taxi.

" arin ayo kerumah sakit! " panik arnez

" gak usah peduliin gue! "

" taxii! "

Arin memasuki taxi tanpa menghiraukan teriakan arnez dari luar mobil, taxi itu meninggalkan perkarangan rumah arin.

" bangsat!

" jaga kandungan nya baik baik, ibu harus bisa mengontrol emosi, bayi juga bisa merasakan apa yang di rasakan ibunya, ini vitamin untuk ibu "

Arin mengangguk kemudian tersenyum " iya makasih dokter! "

Arin keluar dari ruangan dokter, ia berjalan pelan seraya mengelus perutnya " maafin bunda ya "

Tap tap tapp