01. Kode Tangan Si Gadis

4K 260 23
                                    

Kurang dari 24 jam pra sesuatu terjadi.

Sebelum hari terakhir mengikuti seminar Pusat Studi Pesantren, Helmy beserta anggota timnya membuat film pendek dengan tema wawancara.

Didirikan oleh KH. Achmad Ubaidilah, Pusat Studi Pesantren atau Center for Pesantren Studies tak lain adalah sebuah lembaga nirlaba sebagai wadah memproseskan kajian dunia kepesantrenan secara luas, moderat, dan terbuka. Kegiatan yang diselenggarakan PSP sangat beragam; mulai forum interfaith, seminar offline, webinar, hingga talkshow.

Sudah 4 hari terakhir, PSP menggelar acara seminar offline di Hotel Whiz Cilacap. Mengundang beberapa pengasuh pesantren yang ada di kota Cilacap dan sekitarnya; mulai dari Ciamis, Purbalingga, Kebumen, hingga Purworejo.

"Cut!" seru Umar begitu bagian akting Ammar dirasa cukup dan pas.

Surya sebagai kameramen otomatis mengindahkan aba-aba Umar untuk berhenti mengambil gambar.

Di dalam tim, Umar yang berambut keriting, ceritanya sedang menjadi bapak sutradara. Dialah yang menjadi nahkoda kapal pembuatan film tim mereka; alias tim Kopi Luwak.

Bagian pengambilan gambaran Ammar cukup mudah. Shot-nya hanya menyampaikan sebuah filosofi santri ala dirinya. Diambil dengan teknik medium close up, alias bagian yang masuk dalam frame hanya kepala hingga dada.

Sebenarnya semua pengambilan shot memang dibuat sesimpel dan semudah mungkin karena memang mereka semua adalah pemula, serta mempunyai waktu yang amat singkat dengan kurang dari 24 jam. Sebatas mengambil tema wawancara dengan menyampaikan filosofi santri.

Sesaat kemudian, Ammar pun meninggalkan kursinya, merapat ke area Umar dan yang lain untuk ikut menonton akting selanjutnya.

"Selanjutnya njenengan, Gus Helmy," ujar Umar pada lelaki berkemeja putih garis-garis biru di sampingnya.

Si empunya nama tanpa mengulur banyak waktu beringsut duduk di kursi yang barusan digunakan Ammar. Menghela dan menghempaskan napas sebelum Umar membawa aba-aba ikoniknya.

"Camera!"

"Roll!"

"And action!"

Tak hanya kamera, semua mata anggota tim Kopi Luwak teratensi penuh ke arah Helmy.

"Santri itu diibaratkan layaknya layang-layang. Di mana layang-layang tidaklah akan pernah bisa lepas dari tali yang dipegang oleh seseorang yang menavigasinya agar tidak hilang kendali ...."

"... Layang-layang itu adalah sosok santri dan seseorang yang menavigasinya adalah seorang guru, kyai, sedangkan tali pengaitnya adalah silaturrahmi."

"Seorang santri, agar senantiasa tidak hilang arah, maka seharusnya terus terhubung dengan seorang kyai, bersilaturahmi agar senantiasa mendapat nasihat-nasihat bijak beliau."

Seminar offline PSP kali ini adalah membawa tema "Dakwah di Media Sosial dan Penguatan Literasi Pesantren".

Para peserta seminar diajarkan dan mempraktikkan langsung mulai dari cara membuat artikel, vlog, hingga film pendek dengan bimbingan seseorang yang ada di pakarnya.

Queen Pesantren Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang