03. Mau Menikahiku, Akhi?

1.6K 182 3
                                    

Satu serangan pukulan Helmy berhasil dihindari Togar.

Giliran Togar membuat serangan pukulan pada Helmy, tetapi berhasil ditangkis dengan cepat.

Dan detik kemudian--

Plak!

Satu tamparan amat keras dengan pola dari atas ke bawah mengenai rahang Togar.

Bug!

Togar ambruk. Hilang kesadaran penuh.

Kedua mata Queen melebar mendapati Togar begitu cepat tumbang.

Sedangkan, Helmy beringsut berjongkok di dekat Togar yang terkapar di lantai.

"Apa hubunganmu dengan pria ini?" tanya Helmy untuk memastikan.

Queen ikut berjongkok di samping tubuh Togar, berhadapan dengan Helmy.

"Dia bukan siapa-siapaku. Dia seorang produser musik. Lalu aku dijanjikan menjadi bintang musik jika mau bermalam bersamanya malam ini," jujur Queen.

"Lalu kenapa kamu akhirnya bertengkar dengannya? Bukankah itu bisa membuatmu didepak jadi bintang musik seperti yang kamu mau? Jadi, sebenarnya apa pekerjaanku menolongmu ini adalah benar?" omong Helmy, dia cukup kesal pada diri sendiri karena terkecoh kode tangan Queen karena melihat penjelasan Queen, mereka melakukan simbiosis mutualisme.

Queen mengangguk cepat.

"Pekerjaanmu menolongku sangat benar. Karena pada akhirnya aku nggak mau menjual hidupku padanya, jadi aku mencoba kabur darinya. Bukankah itu sudah cukup menjadi alasan?"

Helmy tidak menjawab. Dia menghempaskan napasnya.

"Tolong, tunggulah di sini. Aku hendak mengambil sesuatu di kamar," pinta Queen, tergesa berjalan cepat usai melepas semua high heels yang dikenakan, satu-dua kali meringis sakit menahan rasa nyeri di sebelah kaki akibat barusan terkilir.

Helmy bergeming di tempatnya. Mencengkram bahu Togar yang menurutnya sebentar lagi pasti siuman. Sebelah tangannya meraih ponsel. Menelepon Ammar.

"Mar, keluar kamar. Buruan," perintah Helmy begitu usai menguluk salam dan disahuti Ammar.

"Ngapain, Hel? Kamu mau ngajakin aku ngopi malem-malem gini?"

"Nggaklah. Tadi aja udah sampai kembung ngopinya," sahut Helmy, "Udah buruan keluar. Aku butuh bantuanmu. Aku jelasin di sini."

"Oke. Oke. Aku keluar kamar nih."

"Iya, makasih."

Sambungan telepon terputus, tepat begitu Queen kembali dengan sudah menenteng tas gitar, serta entah membawa lembaran apa di sebelah tangan.

"Heh! Kamu curang, Bocah! Kamu malah langsung saja buat aku pingsan." Bangun-bangun, Togar langsung mengoceh tidak terima atas perilaku Helmy yang langsung mentempelengnya hingga pingsan di awal pertarungan. Dia beringsut duduk dengan sebelah tangan Helmy siaga mencengkram bahunya.

Helmy malas menjawab itu. Tetap diam.

"Om," panggil Queen, mengalihkan atensi Togar.

Queen Pesantren Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang