PROLOG

235 30 2
                                    

Dentuman antara zirah dengan tanah pijakan, beradu dari satu prajurit sampai ribuan prajurit lainnya. Angkasa gulita menyaksikan bagaimana antusias seorang Putra Mahkota Kekaisaran Kwong, dalam pertempuran besar yang akan terjadi. Naga Kabut Hitam telah dibangkitkan, hal itu dapat menjadi bukti atas ambisi besarnya. Saat monster hitam dan putra mahkota berpadu, ia tampak seperti dewa kegelapan abadi.

Menakjubkan juga menyeramkan

Ini bukanlah kisah Kekaisaran Kwong dan naga kabut hitam. Di balik batu besar, tepatnya di atas tebing gunung berapi, seorang pemuda menggenggam erat celana hanfunya. Tubuh bergetar karena hati yang tiba-tiba gentar. Akankah ia pantas menjadi tandingan dan melawan Kekaisaran Kwong?

Sebab trauma masa kecil yang pernah ada, tiba-tiba menyinggung itikad yang telah terbentuk. Percaya diri disertai tekad yang kuat, hanya karena malam ini tekad itu goyah secara perlahan. Apalagi ketika indranya tanpa sengaja menangkap suatu corak berkibar di atas tiang.

Corak itulah yang menjadi awal dari runtuhnya Kekaisaran Feng. Pembantaian besar-besaran di istana utama sebagai bentuk pengambil alih kekuasaan. Kaisar Feng yang dipenggal, permaisuri terkena sihir jahat sampai meninggal, bahkan seorang putri cantik ikut terbakar di kobaran api para mayat prajurit. Hanya satu yang mereka sisakan, yakni seorang pangeran kecil cengeng tanpa kekuatan sedikitpun.

Tapi kini, pangeran kecil itu akan membawa sebuah gertakan besar.

Dia, He Xin Long mengangguk yakin. Semua sudah ia lakukan sampai titik ini. Titik di mana awal mula masa puncak akan kembali diraih.

Raja Divisi Timur, Li Zi Hao. Pembunuh Tao Tie, Jia Han Yu. Fuchen Putih Gunung Daofen, Yu Ze Yu. Dewa Hutan Ungka, Gou Ming Rui. Si Pencakar Bulan, Ren Shu Yang. Emas dan Perak Chu, Buluo Bi Xian, atau semua perlu disebutkan satu persatu?

He Xinlong tertawa kecil tatkala keraguan itu masih mencemari kalbu. Meski begitu, keraguan yang mencemari bukanlah suatu alasan bagi Xinlong untuk berhenti.

Karena suara ingatan menggema secara tiba-tiba dalam bayang-bayang.

"Keberhasilan dan kejayaan itu milik orang yang mau mencoba dan berusaha, He Xinlong."

. . . . .

. . .

· · ─────── ·❁ཻུ۪۪⸙· ─────── · ·

Saat bumantara memanggil gerimis
Terciptalah sepenggal kalimat puitis
Sungguhpun awal kisah ini tragis
Masih ada akhir cerita yang manis

Naga dan Phoenix dipertemukan oleh sarayu
Timbulah afeksi dalam masing-masing kalbu
Tika asmaraloka membuntang memenuhi dalu
Bantala gembira menganugerahi musim semi dahayu
Beserta bunga persik dan adik bungsu

Anugerah musim semi tidaklah baka
Kedamaian pudar berawal dari masligai
Tatkala kelabu menakluki lazuardi
Tersisa adik bungsu diselubungi nestapa

Figur ingatan mengamati dari nirwana
Bersatu padu menghancurkan nuraga dalam buana
Yang semula sekedar bisikan itikad
Lambat laun berganti menjadi tekad

Prince 龙凤 [The Journey of Rebuilding Empire]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang