"Hei, itu dia! Dia kembali!"
"Benarkah? Di mana?"
"Benar, dia kembali. Terimakasih banyak!"
"Pahlawan yang hebat. Aku mencintaimu!"
Kala itu, hujan benar-benar turun membasahi bumi. Bara raksasa tak memiliki kesempatan lebih tuk menguasai seluruh daratan. He Xinlong tersenyum lega ketika tau usaha mereka bersama tidaklah sia-sia.
"Kau baik-baik saja? Apa ada yang terluka? Seseorang siapkan tempat untuk pemuda ini beristirahat!" teriak Quentin usai memeriksa keadaan Xinlong. Sementara itu sang empu masih diam mematung. Ini kali pertama puluhan tatapan damba ditujukan untuk dirinya. Dan juga kali pertama Xinlong disebut-sebut sebagai seorang 'pahlawan'. Bukan, yang Xinlong inginkan bukanlah nama baik serta reputasi tinggi. Melainkan kegunaan hidupnya di dunia ini. Iya, hanya itu yang Xinlong inginkan sekarang. Hingga nanti juga, Xinlong harap keinginannya tak berubah.
Quentin memandu Xinlong menuju tempat istirahat yang mereka buat bersama. Tanpa orang-orang itu ketahui, wilayah yang mereka jadikan pengungsian sebenarnya adalah tempat tinggal Xinlong dan Yu Baocheng. Bahkan sebuah paviliun kayu yang teras depannya dijadikan tempat beristirahat untuk yang lebih membutuhkan. Diantaranya ada seorang kakek tua dengan seorang anak gadis.
"Tetua Yin, dia sudah kembali," ujar Quentin memberitahu. Seorang kakek tua yang disebut sebagai tetua itu segera berdiri. Gadis muda yang ada di sampingnya bergerak untuk membantu.
"Gongzi, terimakasih banyak, *Gongzi. Terimakasih untuk semua yang sudah Gongzi lakukan malam ini. Kami yang malang tidak tau harus membalas kebaikan Gongzi dengan apa."
(*Gongzi: tuan muda)
Xinlong mendadak kikuk, "Tidak apa-apa, mohon Tetua jangan berlebihan. Sudah sepantasnya Xinlong membantu."
"Xin Long... Xin Gongzi, kau adalah orang yang sangat berjasa. Jikalau malam itu kau tidak datang, kami tidak tau nasib kami kedepannya akan berlangsung seperti apa," sahut salah seorang yang berada di sekitar mereka.
Xinlong semakin kebingungan. Saat menyebut namanya, mereka mengira bahwa karakter 'Xin' adalah marga Xinlong. Hei, Xinlong hanya tak ingin memberitahu marga aslinya kepada orang-orang. Jadi jangan panggil Xinlong dengan sebutan Xin Gongzi.
"Kenapa beristirahat di luar? Di dalam terasa lebih nyaman. Dengan begitu juga kalian bisa mendapat lebih banyak ruang," ajak Xinlong, heran.
"Tapi Gongzi, kami tidak bisa sembarang masuk ke dalam rumah orang asing. Meski aku pikir tidak ada siapapun di dalamnya," jawab orang yang berbeda.
"Masuk saja, Kakek dan aku mengizinkan kalian untuk beristirahat di dalam."
Semua terdiam. Lihat, tidak hanya membantu membebaskan, Xinlong bahkan memberikan mereka tempat beristirahat.
"Gongzi, kami sangat berterimakasih."
"Semoga kebahagiaan meliputi hidup Gongzi selalu."
"Orang yang baik jasa nya akan dikenang sepanjang masa."
Benarkah? Tapi bukankah mereka terlalu berlebihan? Xinlong jadi semakin kikuk kalau seperti ini jadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince 龙凤 [The Journey of Rebuilding Empire]
Fanfic[ bukan novel terjemahan ] He Xinlong, nama yang seringkali diiming-imingi gelar Putra Mahkota. Anak bungsu Kaisar He Xinhuo sekaligus pangeran satu-satunya di Kekaisaran Feng. Kehidupan mewahnya sirna begitu kekaisaran lain datang dan menyerang ist...