21: Pemecah-belah

42 6 2
                                    

"Tunggu, siapa kalian?"

.

"Aku Yu Zeyu, dari Perguruan Xiangyun," jawab Zeyu seraya membungkuk sopan dengan kedua tangan di depan dada. Pria yang baru saja tiba mencoba membalas, tapi gerakannya kaku seolah-olah tidak terbiasa dengan sesuatu yang formal.

"Xinlong, dari Muhuang," jawab Xinlong mengikuti Zeyu.

"Oh begitu. Aku Gou Ming Rui, si Paling Lincah dari Kelompok Pencuri Malam. Apa kalian tau? Kami sangat terkenal di Kota Tangshan. Tidak! Fuxue bahkan Gingwu juga mengenal kelompok kami," ujarnya dengan wajah bangga.

Xinlong dan Zeyu saling adu pandang. Mungkin ini adalah definisi dari kata maling mengaku.

"Lalu? Apa kau datang ke sini untuk mencuri?" tanya Xinlong.

"Enak saja! Aku datang untuk menjemputnya- hei! Apa yang terjadi padanya?" Gou Mingrui langsung panik begitu sadar bahwa anak yang akan ia jemput sudah jatuh pingsan.

"Ulah roh kabut merah," jawab Zeyu.

"Kurang ajar! Setan-setan itu sudah membunuh banyak bagian dari kami," umpatnya, nada berubah sendu.

"Maksudmu para budak yang meninggal di sini?" Yu Zeyu mencoba memastikan. Sementara Mingrui hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Jadi... Kalian juga tidak berhasil menghancurkan besi-besi ini?" Mingrui balik bertanya. Xinlong dan Zeyu mengangguk kompak. "Sudah kuduga," lanjutnya.

Apa maksud dari ucapannya? Mungkinkah pria itu sudah mencoba lebih dulu dibandingkan mereka berdua?

Lalu Mingrui mengeluarkan sepasang senjata shuang yue. Yang kemudian ia benturkan ke salah sisi penjara.

"Argh keras sekali," keluhnya begitu melihat hasil, hanya sedikit bagian yang berhasil ia tatah.

"Aku bantu," ujar Zeyu. Kali ini Zeyu menggantikan posisi Mingrui. Memukul tembok batu dengan pedang miliknya. Hasil dari usaha lebih besar dibandingkan Mingrui. Mingrui dan Xinlong berdecak kagum dibuatnya.

Namun tetap saja, terlalu sulit meski sekedar menghancurkan batu. Tak ingin sia-sia, Xinlong lantas bertindak membantu Zeyu. Ia meraih sejumlah potongan besi dari salah satu bagian jeruji yang lain. Lalu mulai memahat kayu tembok bersama Zeyu.

Pertama-tama kumpulkan tekadmu dari dalam hati

Tekad yang kuat dapat memantik api semangat

Ketika api membesar, bakar lah kekuatan Sheng Fenghuang

Anala yang berasal dari dua kekuatan kontras telah bersatu

Kini mulai tertanam di dalam tubuhmu

Itu artinya kau adalah orang yang dipilih oleh Sang Dewa

Lalu kumpulkan cakra anala pada titik tertentu, biarkan mereka bercampur bersama qi

Selagi kesadaran masih menguasai tubuhmu, kau dapat mengendalikannya.

"Aaarghhh!" Xinlong berteriak menyemangati dirinya. Kedua pemuda tersebut lantas berlomba-lomba siapa yang lebih banyak menghancurkan batu-batu tembok.

"Heiheihei! Jangan mengamuk..." sela Mingrui sedikit kebingungan.

Sampai sebuah getaran merembet di sekitar mereka. Sangat kuat sehingga terdapat banyak bagian-bagian bangunan runtuh secara perlahan. Jangan lupa cahaya merah menyala dari balik hantu coklat He Xinlong.

Prince 龙凤 [The Journey of Rebuilding Empire]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang