Hiruk pikuk Kota Tangshan pada hari kegelapan tak dapat dipungkiri lagi. Perang internal yang terjadi di tempat tersebut seolah-olah memaksa para penduduknya untuk menyerah dengan keadaan.
"Sial! Terlalu banyak provokator di sini," Shuyang mengeluh, dirinya mulai kelelahan.
Sedari tadi usaha menghentikan peperangan sama sekali tak membuahkan hasil. Tentu karena terlalu banyak kubu dalam perang, juga pemantik api kemarahan.
"Mereka berbaur dengan masyarakat. Itu! Pria berbaju coklat!" seru Wen Yue kepada Xinlong, Mingrui, dan juga Shuyang. Beberapa anggota Perguruan Xiangyun mengawasi dari angkasa, mencari pemicu keonaran dan menyingkirkannya.
"Baik, terimakasih!" seru Xinlong semangat.
Saat berlari mendekati subjek termaksud, pada kenyataannya oknum lain lebih dulu menangkap buruannya.
"Apa yang kau lakukan?!" tanya Xinlong.
"Bungkam dia!" jawab orang tersebut.
Xinlong menarik lelaki itu karena ada yang harus dia kerjakan. Yakni melayangkan telapak penyadaran kepada satu dari pemicu lainnya.
"Seperti itu caranya," gumam Xinlong setelah berhasil membuat si pemicu tumbang.
"Ada terlalu banyak di sini," sahut orang tadi. Topeng rubah dari pencuri malam, Gou Jun Lin.
"Gege!" seru Mingrui hendak menghampiri.
"Hati-hati, Bodoh!" bentak Junlin kesal melihat kelakuan adik laki-lakinya. Pasalnya mereka tengah berada di tengah-tengah perang. Eits! Jangan pernah meremehkan seorang Gou Mingrui, cukup Junlin saja yang terlalu berlebihan.
Pemuda itu cekatan menghindari berbagai macam penyerang, juga memukul belakang leher beberapa dari mereka dan membuatnya pingsan seketika.
Namun bukan berarti perang sudah dapat dihentikan. Apalagi ketika pasukan Raja Tangshan tiba bersama senjata mereka. Tiba-tiba dari atas cakrawala hujan anak panah menyelubungi lokasi kejadian.
Semua panik, puluhan orang tewas di tempat.
"Shen Yan, mari buat pelindung!" teriak Wen Yue.
Kelabakan wulin perguruan Xiangyun berusaha membuat selaput pelindung yang amat besar. Tapi karena kurangnya kekuatan juga luasnya ukuran, selaput pelindung hanya dapat bertahan selama lima belas detik. Sehingga pasukan Tangshan bebas menerobos masuk ke dalam perang.
"Mereka tumbang, ini terlalu sulit," ujar Junlin bergegas menangkap tubuh salah satu wulin perguruan Xiangyun yang terjatuh. Begitupula dengan Xinlong yang berhasil membopong Shen Yan.
"Menjauh sebentar," kata Xinlong.
Sontak mereka bersama-sama keluar dari wilayah perang. Barang sejenak untuk memberi tempat istirahat kepada wulin Xiangyun yang tumbang.
Xinlong termenung memandang situasi rusuh di depan sana.
"Seharusnya mereka bersama-sama menghancurkan monster pembuat asap merah. Bukan malah bertempur satu sama lain," komentar Shuyang tak habis pikir.
"Kau benar! Kita harus menunjukan siapa yang bersalah di sini," celetuk Xinlong setuju akan ucapan Shuyang.
"Maksudmu?" Junlin bingung.
"Pancing monster raksasa dari Kastil Budak ke tempat ini," jawab Xinlong.
· · ─────── ·❁ཻུ۪۪⸙· ─────── · ·
. . .
Zrash!
Bruk!
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince 龙凤 [The Journey of Rebuilding Empire]
Fanfiction[ bukan novel terjemahan ] He Xinlong, nama yang seringkali diiming-imingi gelar Putra Mahkota. Anak bungsu Kaisar He Xinhuo sekaligus pangeran satu-satunya di Kekaisaran Feng. Kehidupan mewahnya sirna begitu kekaisaran lain datang dan menyerang ist...