18: Ukiran Foto

33 6 3
                                    

Panorama menakjubkan bisa disaksikan dari atas puncak Gunung Daofen. He Xinlong tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk menikmati indahnya pemandangan yang disajikan alam dari sudut puncak gunung.

Di sebuah halaman belakang paviliun mega murni, tempat di mana anggota inti perguruan menyambut Xinlong dan Shuyang, He Xinlong tengah duduk berselonjor tanpa beralaskan apapun. Pagar kecil di sekeliling tebing tidak menghalangi mata memandang alam. He Xinlong memejamkan mata tenang.

"Xinlong."

Seseorang memanggilnya dari belakang. Xinlong pun berdiri, ia dapati Yu Zeyu ada di sana berjalan menghampiri.

"Ya?"

"Ah mungkin kau masih ingin menikmati pemandangan. Aku ke sini ingin mengantarmu ke paviliun yang sudah disiapkan," jawab Zeyu.

"Tidak apa, kita bisa pergi sekarang."

Zeyu, "Jangan terburu-buru." Kaki yang terbalut kain panjang hanfu melangkah maju. Satu tangan kiri di belakang, tangan kanan di depan, kepalanya mendongak ke atas ikut menghayati silir dataran tinggi.

"Maaf karena Shizun* tidak bisa ikut menyambut kedatangan kalian. Keadaannya masih tidak memungkinkan untuk keluar dari kamarnya," ujar Yu Zeyu penuh penyesalan.

(Shizun: guru bela diri. Shizun yang dimaksud Zeyu adalah pemimpin Sekte Xiangyun sebelumnya )

Xinlong kelabakan, "Tidak apa-apa, aku mengerti. Semoga beliau lekas sembuh."

"Terimakasih."

Hening sejenak. Zeyu tampak sedang menimbang sesuatu. Ia terlihat hendak bertanya suatu hal kepada Xinlong.

"Kau memiliki kemampuan bela diri yang bagus. Aku mengagumi kelincahan dan keterampilan teknikmu. Bahkan beberapa teknik yang sedikit aku ketahui, kau kuasai dengan sangat sempurna, boleh aku tau siapa guru yang telah menghasilkan murid luar biasa ini?" kata Zeyu memuji sekaligus bertanya.

"Jangan berlebihan. Guru adalah seorang kakek tua pengelana. Beliau bernama Yu Bao Cheng," jawab Xinlong.

Kedua mata Zeyu membulat. Ada rasa terkejut, namun di sisi dia tidak perlu kaget, sebab dugaannya benar.

"Sebenarnya aku merasa diri ini sudah menguasai jurus telapak penyadaran dengan sangat sempurna. Tapi setelah melihat Yu Gongzi menggunakan jurus itu dengan jauh lebih terampil dan berefek, kupikir aku masih harus berlatih lebih banyak," lanjut Xinlong seraya memperhatikan tangan kanannya.

Zeyu tertawa kecil. Masih bersama perbincangan mengenai Yu Baocheng. "Bagaimana keadaan kakek?"

Hening sejenak. Air muka Xinlong berubah sendu. Dia bergerak menghadap Yu Zeyu. Menggunakan suara parau, Xinlong menjawab pelan, "Kakek telah meninggal dunia."

Laksana pukulan keras di bagian jantung. Dua bola mata nyaris membulat untuk kedua kali, namun kini berganti menjadi tatapan sayu. Zeyu meratap, "Kakek..."

Semilir pegunungan terasa makin sejuk tatkala suasana pilu menguasai seluruh tebing. Yu Zeyu tampak melamun setelah mendengar berita dari He Xinlong.

"Padahal aku belum bertemu kakek selama beberapa tahun ini," batinnya.

"Kakek Cheng memberitahu ku kalau dia memiliki seorang cucu di Gunung Daofen. Ternyata yang dimaksud adalah kau," lanjut Xinlong.

Zeyu mengangguk, "Ya. Dan juga bayi kecil bernama Long-long yang kulihat beberapa tahun silam, kini sudah tumbuh besar rupanya."

Bertukar, giliran Xinlong yang terkejut. Padahal sudah jelas-jelas Yu Baocheng bercerita kalau pada saat itu Xinlong dibawa ke sekte Xiangyun bersama Permaisuri Baoyu.

Prince 龙凤 [The Journey of Rebuilding Empire]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang