⚫I'm Coming Home⚫

293 33 2
                                    

Hakikatnya rumah adalah tempat dimana kita pulang. Dimana akan selalu ada orang yang merindukan dan mengkawatirkan kita saat berada jauh dari rumah.

Keduanya, berpaut usia 5 tahun buat mereka sering bertengkar karena hal kecil. Sang Kakak mengendarai mobil kesayangannya sedangkan sang adik yang baru pulang dari sekolah menggunakan motornya yang digemari kaum adam.

Memasuki area pekarangan rumah bersama. Abri Zalendra Putra, atau yang terkenal dengan nama Aletra saat di arena balap. Usianya menginjak 24 tahun, ia pembalap handal juga terkenal. Dan Abiel yang sedang berkutat dengan dunia perkuliaan baru menginjak usia 19 tahun.

"masih inget jalan pulang lo" sengit Abiel. Kakaknya yang sering mengikuti lomba balap resmi atau pun non resmi itu jarang pulang kerumah. Paling sering itu seminggu 2 kali ia pulang kerumah.

"inget lah, gua masih punya keluarga kali" decak Abri.

Keduanya melangkah beriringan masuk ke dalam rumah,

"assalamualaikum, Mama. Anak mu pulang" seru Abri.

"waalaikumsalam, mandi dulu sana" sahut Randi dari arah dapur.

"iyaaa" sahut Abri karena Abiel sudah melipir ke kamar.

Randi mendengar suara mobil Bara pun pergi ke depan, "assalamualaikum"

"waalaikumsalam" jawab Randi menyambut kepulangan sang suami. Bara mencium kening sang istri, "anak anak pulang ya?"

"iya, baru aja" sahut Randi tersenyum tipis. Rumah tangganya harmonis meski pernikahan ini dimulai dengan perjodohan, dilalui dengan sukar namun berakhir manis.

"romoe dan juliet versiku ya orang tua ku" ujar Abiel menopang dagu di anak tangga. Mamandangi keromantisan Mama dan Papanya adalah kesenangannya dan ia tak akan bosan dengan hal itu.

"Abiel"

"iyaaa Mama ku sayang" sahut Abiel dengan senyuman. "kamu siapin meja makan, Mama mau nyiapin Papa mu" ujar Randi sedikit terkekeh.

"okay, udah keseharian ku itu Ma"

Randi mengangguk samar, setelahnya ia menyusul Bara yang mendahuluinya ke kamar.

"Mama mana, El?" tanya Abri tiba tiba muncul.

"biasalah, siapin keperluan Papa" sahut Abiel fokus menata masakan Mamanya. Abri mengambil tempat duduk, menunggu kedua orang tuanya datang untuk makan malam bersama.

Malam? Ya, Abiel banyak kegiatan di kampus jadilah pulangnya pas makan malam tiba dan Mamanya tak mempermasalahkan hal itu karena yang penting tidak ada hal hal yang malanggar peraturan yang Mamanya buat.

You know lah, pergaulan anak jaman sekarang. Mamanya hanya tak ingin mereka terjerat dalam pergaulan perbangsatan yang merusak nama dan diri sendiri.

"udah pada nungguin ternyata," ujar Bara ketika datang ke meja makan.

"no prob, Pa. Paham aku tu kalo Papa suka manja manja dulu sama Mama" sahut Abri tersenyum jahil.

"halah, liat aja nanti. Kamu kalo pas ada pasangan yang susah banget dapetin cintanya pasti bakal kaya Papa" balas Bara mendengus tak terima.

"gak lah, yang ada malah mereka yang ngemis ngemis cinta dari aku"

"Ekhem!" dehem Randi mengalihkan fokus keduanya pada sang kanjeng ratu. "kalo mau debat, monggo pindah tempat. Gak usah ikut makan" ujar Randi dengan raut wajah masam.

"e--ehh! Gak gitu Ma, gak lagi kok" ringis Abri tersenyum kikuk.

Randi mengangguk diam.

Mereka pun mulai makan malam bersama dengan khimat. Sesekali melempar kata sekedar menayakan hari masing masing.

__

Abiel menatap langit malam dalam diam. Memejamkan mata meresapi lagu yang mengalun dari earphone. Membiarkan angin malam membelai wajah ayunya.

Oh angin bisikan padanya ku cinta dia
Takkan ada yang lain
Ku harap dirinya dapat mendengarnya
Apa yang kurasa tentang dirinya

Oh sayang ku dengar
Apa yang kau rasakan
Hanya satu dirimu
Tak akan terganti
Kau selalu di hati
Ku percayakan cintaku padamu

----

Angin malam yang berhembus
Ku dibawah Sinar Rembulan
Jalan ku terputus
Canggung untuk ku hentikan

Jatuh bukanlah beban
Halangan tak ku hiraukan
Selagi masih ada harapan
Dan selalu akan ku nantikan

Cintamu adalah motivasi untuk ku melangkah
Menunggu dan terus menunggu
Walaupun itu sangat lama

Jalani kesendirian
Hidup dalam penantian
Hatimu masih ku genggam
Dengan penuh keyakinan

----

Ku harap kau dengarkan
Disini Ku Selalu menunggu cinta
Penantian lama ku jalani

Ku butuhhkan kepastian
Jawablah dengan kejujuran hati
Tak ingin lagi kau lukai

Oh angin bisikan padanya ku cinta dia
Takkan ada yang lain
Ku harap dirinya dapat mendengarnya
Apa yang kurasa tentang dirinya

----

Mungkin rana kita beda
Yakin sapa rasa cinta
Sujud dalam doa
Kini engkau baik saja
Menjaga hati hingga bersanding janji cinta

Suci putih nanti
Hati rasi rumi takkan lari
Jalan aku pandang
Harap tlah ku genggam
Duduk dengan tenang
Tetap ku berjuang

----

Oh sayang ku dengar
Apa yang kau rasakan
Hanya satu dirimu
Tak akan terganti
Kau selalu di hati
Ku percayakan cintaku padamu

Ku harap dirinya dapat mendengarnya
Apa yang kurasa tentang dirinya

Tak akan terganti
Kau selalu di hati
Ku percayakan cintaku padamu

Merindukan orang yang bahkan tak pernah menganggap mu adalah hal yang sangat menyakitkan. Itu yang Abiel alami saat ini.

Dia... Jatuh cinta pada orang yang salah, karena awalnya ia mengira lelaki itu tulus mencintainya. Ia yang tak pernah perduli tentang cinta, kini mulai mengenal cinta. Gara gara laki laki yang tiba tiba mendatanginya, mengajaknya berteman dan ia mau. Hanya berteman, apa salahnya? Tapi pilihannya salah, saat lelaki itu memberikan perhatian lebih dan memperlakukannya bak ratu. Cinta yang tak pernah hadir, saat itu singgah mengetuk pelan pintu hatinya.

Namun saat cinta itu mulai bersemi, saat itu pula cinta itu pupus. Sebelum ia jatuh lebih dalam ke tipu daya atas nama cinta, ia mengetahui kebenaran yang buat hatinya sakit. Untuk pertama kalinya ia sakit hati, karena lelaki itu hanya menjadikannya taruhan. Ia tak sengaja mendengarnya saat sedang singgah ke rooftop, disana ia mendengar dengan jelas lelaki itu dan teman temannya.

Bila ia berhasil di dapatkan, maka lelaki itu menang. Dan saat lelaki itu menyatakan perasaanya, ia menunjukan seringainya, menatap remeh lelaki itu.

Ia mengatakan sesuatu dengan santai namun jujur, hatinya juga sakit dalam waktu bersamaan, "gua terima lo jadi temen, tapi lo! Cowo brengsek, yang deketin gua karena taruhan. Otak lo dimana sampe mainin hati cewe"

"pecundang, enyah aja lo dari bumi"

Mendadak lelaki itu terdiam, sampai pada akhirnya ia nampak terkejut saat Abiel... Memutar rekaman percakapan dimana ia dan temannya membicarakan Abiel yang jadi sasaran taruhan.

"what's wrong with you?"

Soon...

Bad Mama [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang