⚫Tak di sangka⚫

71 14 1
                                    

Kejanggalan yang Abiel rasakan adalah hilangnya sosok pengganggunya selama ini. Vigo tak nampak selama beberapa hari ini, merasakan kehilangan? Oh tidak. Buat apa merasa kehilangan.

Kali ini ia sibuk di resto karena banyak pesanan makanan. Jasa order makanan untuk acara besar memang sudah ada sejak dulu, namun Mamanya beri batasan. Bila dulu hanya bisa melayani 100 kotak kini bisa sampai 1000 kotak. Sekarang ada yang memesan 350 kotak makanan. Jika seperti ini biasanya ia akan ikut mengantarkan makanan.

Jadilah sekarang ia sudah siap untuk ikut mengantar makanan.

Perjalanan sangat singkat karena supirnya yang super cepat dan handal, karena itu ketepatan waktu kurir makanan restonya tak di ragukan. Sampai di tempat pun makanan masih hangat.

"bagus kalian datang sebelum waktunya, silahkan langsung di bawa ke dapur" ujar pelayan rumah. Saat menuju dapur Abiel melihat banyak orang yang nampak berwibawa dan berkelas. Sepertinya ada acara keluarga.

"terimaksih telah memesan makanan dari restoran kami" ucap Abiel dengan santai. Namun si kepala pelayan melihatnya layaknya orang yang berwibawa dengan kelas tinggi. Meski wanita di hadapannya hanya memakai pakaian pelayan. Sebenarnya ia kepala pelayan yang punya sifat judes namun di hadapkan dengan Abiel ia nampak tunduk.

"sama sama, kami akan jadi pelanggan tetap restoran kalian." Abiel berterimakasih lagi lalu ia pamit setelah menerima uangnya.

"Abiel!" baru saja ia hendak pergi, namun ada yang memanggilnya. Ia menoleh, dan ternyata...

Itu Vigo.

Dengan setelan jas hitam, buat ia nampak gagah. Dan makin tampan, maybe?

Abiel hanya menatapnya sejenak lalu kembali melanjutkan langkahnya dan mengintrupsi anak buahnya untuk keluar juga. "Bel!" pekik Vigo buat seisi rumah kebingungan. Abiel tak menyangka bila ia menginjakkan kaki di rumah Vigo.

"tunggu" Vigo meraih tangan Abiel.

Membuat Abiel memutar badan menghadapnya. Tentu yang di dalam jadi penasaran dan ingin tau apa yang terjadi. "maafin gua, gua akui itu salah tapi jujur perasaan gua tulus ke elo dan waktu itu gua mau bilang yang sebenernya" ujar Vigo namun tatapan datar yang ia dapat.

"you know..." Abiel melepas genggaman tangan Vigo, "i don't care, maaf lo gak guna buat gua. So... stop it say that word" Abiel melenggang pergi, jika di amati. Langkahnya Abiel sangatlah percaya diri dan berwibawa. "Vigo, apa dia pacar mu?" tanya Eyangnya.

"belum jadi Eyang, waktu Vigo mau nyatain dia udah tau maksud Vigo buat deketin dia. Jadinya dia benci Vigo sekarang" ujarnya lesu.

"dih, apaan. Cewe kayak gitu lo kejar. Yang berkelas banyak kali" sengit sepupu Vigo bernama Gian.

Vigo masuk ke rumah, menatap sepupunya datar. "lo mau cari yang berkelas silahkan, itu selera lo bukan gua. Gua milih dia karena tau kalo dia terbaik buat gua."

"tapi kan, dia pelayan restoran. Mungkin kebetulan aja dia di terima di resto Yog'Ran" sahut Kakaknya.

Hah, Vigo jengah dengan mereka. Tak ada habisnya jika soal menghujat. "dia anaknya yang punya resto, sekarang jadi milik dia. Dia sama kaya Mamanya. Sama sama suka terjun langsung ke lapangan buat kerja. Dia baik, gigih, tangguh, sholeha dan poin utamanya males" sungut Vigo kesal. Semua anggota keluarga menoleh padanya. Apalagi saat mendengar poin utamanya. Apalagi keluarganya bukan sembarang orang, mereka semua orang yang sukses dalam bidangnya.

"males kok di bangga in?" bingung ibunya Vigo. Jarang sekali Ibunya berkomentar, namun jika hal yang buat ia heran akan buat ia penasaran juga. Baru ia akan turut campur.

"iya, males! Males ngurusin idup orang. Selalu menghargai orang lain, gak
nge-jugde orang dari covernya. Kalo mau nyeritain silsilah keluarga dia, prestasi dia sekeluarga terutama Mamanya gak bakal kelar waktu sehari" ucapnya kesal lalu berlalu ke kamar. Kakak dan sepupunya langsung berpura pura tak tau apa apa kala tau maksud kata malas yang jadi poin utama di sana.

"eh-! Vigo, temen mu tadi emang anaknya siapa?" tanya Ayahnya agak berteriak.

"anak orang!"

**

Sejauh yang Vigo tau adalah, Abiel itu Adik dari pembalap terkenal yaitu Aletra. Namun karena peraturan yang ada Aletra pensiun di usia 24 tahun. Lalu, dia juga merupakan cucu Pengusaha yang cerdas dan multitalent yaitu Hendra dan Hendri. Anak dari Bara Andre dinata yang pensiun dari jabatan Ceo namun masih memegang kuasa atas perusahaan tambang batu mulia, emas dan perusahan minyak. Anak dari Rasya Anindia Putri yang suka dengan hal sederhana, sedikit tau tentang Ibunya Abiel. Karena populer saat kuliah juga di sekitaran. Ia tau dari pamannya yang bernama Yudi.

Pernah suatu waktu pamannya mengganggu Mamanya Abiel waktu dulu, alhasil beberapa tulangnya bergeser dari tempatnya. Ia juga tau bila dulu Mamanya Abiel memiliki tempat nongkrong yang terkenal dengan isinya yang preman semua. Tentu Mamanya Abiel juga preman dan satu satunya perempuan. Banyak hal dari Mamanya Abiel yang buat orang kagum dan belum lagi lingkup pertemanannya yang luas dan circle orang suskes semua. Hampir semua teman dari Mamanya Abiel adalah orang sukses.

Itu yang ia tau, namun Vigo belum tau tentang silsilah kakek dan nenek bunyut dari Abiel. Dan ya, mereka masih hidup. Gaya hidup mereka dan kebiasaan yang mereka terapkan buat mereka berumur panjang.

Soon...

Bad Mama [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang