⚫Abri Kalah Balap⚫

162 24 0
                                    

Helaan nafas keluar dari mulut Bara, pekerjaanya menyita banyak waktu yang seharusnya ia habiskan bersama keluarganya.

Sementara Randi juga suntuk, di rumah sendirian, kepala miring di topang tangan.

Tiba tiba ponselnya berdering dimana nama Abiel tertera disana.

'kenapa ndok?'

'Ma, bisa jemput nggak?'

'otw, tunggu bentar'

Sambungan terputus, Randi bergegas ganti baju. Meski sudah kepala 5, ia tetap bisa modis. Dan ya, ia awet muda. Lihat saja, belum ada kerutan tanda penuaan di wajahnya. Ia keluar dari rumah setelah selesai. Dan mengeluarkan mobil kesayangannya.

Holup-Bobby 🎶

Berkendara sambil mendengarkan lagu favotitnya. Jika di lihat, ia berkendara santai. Namun santainya Randi berkendara adalah kecepatan maksimum orang lain berkendara.

"I feel like I'm Michael
When I'm up on the stage" gumam Randi menyenandungkan bagian lirik lagu.

Tak lama, ia sudah sampai di area kampus. Ia melihat anaknya duduk tengah menunggunya di tangga pintu keluar. Ia keluar lalu dengan kerennya, tak lupa kaca mata hitam. Hanya kaus oblong warna putih dan celana jeans biru yang warnya mulai luntur. Tak apa, ia tetap keren.

"oi girl, come in" seru Randi mengisyaratkan Abiel untuk masuk mobil.

Mak gua tuh, kalo aja masih muda. Mahasiswa di sini pasti langsung kecantol sekali kedip_batin Abiel heran.

'widih, begaya pula akak Abiel tu'

'cantiknya'

'badas euy, liat tuh. Mobilnya aja lamborgini Veneno roadster'

Suara teman temannya yang kagum, sepanjang jalan ia dengar sebelum menghampiri Mamanya. "maap lah Rusli, ini Mama saye. Bukan akak saye" ujar Abiel menyahuti ucapan Rusli. Teman seanggkatannya yang dari Malaysia. Randi sendiri dibuat geleng geleng kepala melihat ekspresi
cengo dari para mahasiswa yang merupakan teman seangkatan putrinya.

Abiel masuk, disusul Randi. Tangan Abiel terulur untuk menyalakan musik saat mobil mulai berjalan.

U MAD-Bobby 🎶

Ya, bisa di bilang Abiel itu suka musik dan salah satu penyanyi atau rapper favoritnya adalah Bobby.

"gangbuk daepyo playboy, ladies love cool boys. Humchyeo yeochindeul maeum pillyo eopseodo" keduanya tersenyum sebari menyanyikan lagu yang di putar bersama.

Melihat Abiel menggerakan badannya mengikuti alunan lagu buat ia senang. Mending anaknya rusuh dari pada murung.

__

Abri sedang bersiap di garis star. Balapan? Bener banget, tapi balap liar. Lawannya ada 5, dan salah satunya misterius. Sedangkan 4 lainnya adalah teman temannya sendiri.

Saat bendera di turunkan, mereka salang mengadu kecepatan. 5 putaran ia memimpin, putaran ke 7 ia masih unggul. Sampai di putaran terakhir, ia di kalahkan oleh lawannya yang misterius.

Saat di finish, mereka semua sudah turun namun pemenang belum juga turun dari mobilnya. "turun woi!!" seru salah seorang dari tepi jalanan. Abri menghampiri mobil lawan dan mengetuk pelan kaca mobilnya.

Kaca mobil turun, dan "gimana rasanya dikalahin boy?" tanyanya dengan senyum remeh.

"loh" mendadak Abri nge-blank, gimana gak blank coba.

Mamanya sendiri yang jadi lawannya, "ciee kalah" sahut Abiel dari kursi belakang.

"siapa sih Tra?" tanya kawannya dari sebrang.

Abri menoleh, "Mak gua cok"

Plak

Pukulan keras mendarat di lengan Abri buat Abri kesakiran. Semua kesalahan bisa Randi tolelir namun tidak dengan berkata kasar, boleh. Tapi jangan di hadapannya atau ia mendengarnya.

"alah boong paleng" sahut temannya tak percaya. Randi keluar dan ya, mereka terkejut karena wanita yang keluar. "Abri gak bohong ya mas, saya memang Mamanya"

"ehh--beneran toh, Tante Rasya apa kabar?" ujar Pandu kikuk. Pandu, anaknya Kahyang dan Reno. Seumuran dengan Abri, hanya selisih 2 tahun.

"disini juga kamu Pan," sahut Randi mengulurkan tangan karena Pandu hendak menyalaminya.

Abiel tak mau keluar, malas ditanya tanya dan berujung ke nomer WA.

"kirain Aletra boong, eh! beneran. Tante makin cantik aja" sahut Vando ikut menyalami. Semua teman dekat Abri sudah jelas kenal dengan Randi, jadi ya lumayan akrab.

"udah ya, tante mau pulang dulu. Kesini niatnya mau tes kemampuan doang. Ternyata masih lumayan, haha" kekeh Randi, mereka juga tertawa.

"Abri, Mama pulang dulu. Kamu kalo masih mau main gak masalah yang penting jangan..."

"jangan melanggar aturan Mama maupun agama" lanjut Abri malas

Randi mengangguk dan kembali ke mobil.

"Mama lo cantik juga, bro. Masih muda gua gaet tuh"

Tak!

"selera mak gua kagak rendahan kek lo" sengit Abri setelah menjitak kepala Leo.

"jancok"

Soon...

Bad Mama [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang