Di perjalanan menuju resto, Abiel termenung. Kata Mama, jangan terlalu membenci jika tak ingin dapat karma.
Ya you know lah, gimana kisah kedua orang tuanya. Berawal dari Bara yang sangat membenci Randi kala SMP, sekarang tak bisa jauh jauh dari Randi.
"bos kenal sama cowo tadi?" tanya Ridho. Anak buahnya yang tengah duduk di kursi kemudi. "kenal, temen kuliah" jawabnya tanpa menoleh.
"kenapa bos keliatan gak suka banget sama mas mas tadi?"
"ya karena ada alasannya kenapa saya gak suka, dia jadiin saya taruhan sama temen temennya" jawab Abiel nampak kesal.
"kadal emang, masih aja ya. Jadiin cewe sebagai taruhan" decak Riki.
"untung waktu itu saya udah tau niat busuk dia, jadi gak kemakan jebakan dia" sahut Abiel.
**
"assalamualaikum, Mama aku pulang" Abiel mengedarkan pandangan namun tak menemukan siapapun.
"Maaaa"
"Mama"
"kok sepi, Mama sama Papa kemana?" gumamnya. Ia pun buru buru menge-cek hp nya.
Disana terdapat pesan suara dari sang Mama.
Mama
🔉| ▶ 0.13(Abiel, kamu sama Kakak mu pergi ke bandara. Mama sama Papa pergi ke korea. Nenek buyut mu sakit, kita sekeluarga besar kesana. Kamu sama Kak Abri buruan nyusul. Keperluan kalian berdua udah Mama bawa.)
"korea? Nenek buyut?" gumamnya bingung. Ia lupa jika masih punya buyut, terakhir kesana kan waktu ia usia 3 tahun.
"owalah yang kayak--"
"ABIEL!!" pekik Abri menerobos masuk. Abri nampak cemas dan tergesa. "salam kek, apa kek. Maen teriak aja" omel Abiel.
"udah buruan, ayok. Nenek buyut sakit!" ujar Abri, buru buru menarik Abiel keluar rumah.
"eh! eh! Gua blom mandi" jerit Abiel.
"bodo, mandi di sana aja" sahut Abri.
Selanjutnya jelas Abri melesatkan mobil menuju bandara, "kali kali yekan. Pagi mandi indo, sorenya mandi korea" gurau Abri.
"garing anjir" sahut Abiel malas. "sarapan di indo berak di korea, pfftt" celetuk Abiel.
"bangke" umpat Abri ikut tertawa.
Sampai bandara mereka buru buru menuju pesawat pribadi milik Abri. Karena perjalanan jauh, mereka memutuskan untuk tidur.
Abiel membayangkan, jelas di sana nanti ia akan menginap di rumah nenek buyut yang bergaya klasik ala kerajaan. Karena kata nenek Kesyha, nenek buyut mereka memiliki darah bangsawan dan kakek buyut seorang keturunan ningrat. Sungguh, kalau ia mau. Tanpa bekerja, kantongnya pun penuh. Tapi ia tak suka bersantai seperti itu, ia ingin santai setelah selesai dengan pekerjaannya.
Setibanya di korea, mereka di sambut jajaran orang berjas hitam dengan senjata yang di sembunyikan. Tak bisa di pungkiri, mereka masih memiliki darah biru yang mengalir di tubuhnya. "mari Tuan dan Nona" ujar bodyguard keluarga Goo mengarahkan keduanya untuk masuk mobil.Butuh 1 setengah jam untuk sampai di rumah kediaman keluarga Goo, begitu sampai mereka langsung di giring ke kamar. Untuk bersih bersih dahulu baru menemui neneknya.
Abiel selesai duluan, bertanya pada pelayan di mana ibunya. Lalu di ajak ke dapur. "Mama"
"ehh, dah sampe. Mana Abang mu?"
"Abang masih di kamar, Papa kemana?"
"Papa mu lagi sama Samchon Dhwi" ujar Randi.
"nenek sakit apa sih Ma?"
"Mama gak tau, tubuh nenek rentan sakit. Mungkin karena umurnya yang gak muda lagi" sahut Randi. "emang umur nenek berapa?"
"100"
Alamak, 1 abad pula umur nenek bunyut. Pantas saja masih idup. Umur panjang ternyata_batin Abiel takjub juga terkejut.
Soon...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Mama [HIATUS]
Diversostak perlu banyak spoiler, cus baca. Bad Mama sequel dari Tresno Jalaran Soko Kulino disarankan baca TJSK dulu baru ini, udah baca, kasih VotMen dan lebih bagus follow. Sekian