⚫Mama itu segalanya⚫

165 28 1
                                    

Mobil yang Randi gunakan berhenti di taman yang jarang di kunjungi. Meski indah dan menyejukan, tempat ini terkesan menyeramkan.

"kok kesini Ma?" tanya Abiel kebingungan menoleh pada Mamanya yang mana sudah keluar dari mobil.

Ia keluar dari mobil menyusul Mamanya yang sudah terlebih dahulu duduk di bangku taman di pinggir danau. "Mama"

"duduk" sahut Randi memandang jauh ke depan. "katanya pulang, kok ke sini" tanya Abiel kebingungan.

"mau cerita sama Mama?" Abiel terhenyak lalu membuang pandangan ke depan. "aku... aku punya sedikit masalah sama cowo"

Randi diam, menunggu kelanjutan cerita sang putri. "Mama tau kan aku gimana kalo sama cowo? Satu bulan lalu ada cowo yang ngulurin pertemanan, aku sambut baik. Cuma temen gak pa-pa kan? Tapi, makin kesini dia kasih aku perlakuin aku lebih"

"aku ngerasa di istimewakan, aku di perlakuin kaya ratu. Cinta, hal yang gak pernah mau aku kenal tiba tiba datang mengetuk pintu hati dengan tujuan menetap. Aku mulai ada rasa yang lebih sama dia, tapi pas aku singgah ke rooftop dan aku denger kalo dia sama temennya jadiin aku taruhan. Well, aku sakit hati pas tau itu dan sekarang aku benci dia"

"siapa cowo itu?" tanya Randi setelah Abiel menyelesaikan ceritanya. "cowo tadi yang sama Melan, namanya Vigo"

"udahlah, Mama dulu juga pernah... Lebih parah. Sampai Mama depresi" Abiel terhenyak sontak menoleh terkejut pada Mamanya.

"Mama s--serius" Randi mengangguk diam dengan senyum tipis.

"Mama di bully, di caci maki hanya karena Mama itu imut dan cengeng. Usia sama wajah Mama gak sebanding. Usia 15 kaya usia 5 tahun sampai pada akhirnya Mama harus di rawat selama 3 tahun di Jerman. Uncle Jeko itu sahabat Mama di Jerman, bisa juga dibilang sahabat terbaik yang Mama punya" jelas Randi mendongak menatap langit.

Abiel masih setia menatap Mamanya. Sungguh tak menyangka bila Mamanya pernah... Depresi. "Mama sampai pernah punya identitas ganda. Dia ada... karena rasa sakit yang Mama alami"

"hiks... hiks! Udah Ma! aku gak kuat dengernya. Maaf kalo selama ini aku nakal, aku gak tau kalo Mama
pernah--"

"shhttt, Mama gak pa-pa. Yang penting sekarang kamu gak pernah nyembunyiin rahasia apapun dari Mama, i can be your friend girl" ujar Randi mengelus pucuk kepal sang putri yang sesenggukan dalam pelukannya.

"you feel batter right now?" Abiel mengangguk pelan dalam pelukan buat senyum Randi merekah. Gemas dengan tingkah putrinya ini, Abiel itu baperan. Ia mudah menangis saat mendengar cerita sedih. Namun hanya berlaku pada perasaan sedih, karena Abiel itu sepertinya yang peka pada perasaan sedih tapi tak peka pada cinta.

__

Abri sedang meringkuk diatas kasurnya. Perutnya sakit, namun ia menahannya. Ia ingin Mamanya namun kenapa pulangnya lama sekali?

"Abri!" panggil Randi keras dari bawah namun ia sukar menjawab. Rasa sakitnya tak tertahankan, "Bang... Kamu di kamar?"

Ceklek

Pintu terbuka, "Mama" panggilnya pelan.

"astagfirullah, Abang kenapa?!" panik Randi menghampiri putranya.
"s--sakit Maaa, hiks" rintih Abri menahan tangis.

"mana yang sakit? Mana!?" panik Randi

"perut" sahut Abri pelan.

Randi menyingkap baju yang Abri kenakan, menampakan abs sang putra. "El! Ambilin air anget taro dalem botol kaca, tros bawa ke kamar Abang mu cepet!" pekik Randi.

Tangannya sibuk memijat pelan perut Abri. Beda sekali dengan dulu, sekarang kotak dulu buncit. Xixixi

"buat apa sih Ma" gerutu Abiel dengan mulut sibuk meminum es teh dari wadah minum. Kalian tau kan wadah minum anak kecil yang ada selangnya? Nah, Abiel suka sekali minum dari situ. Entah itu es teh atau es sirup. Sambil jalan pun tetap minum karena selangnya di gigit saat tangannya sibuk atau malas menggangnya.

"buat nyeko perutnya abangmu nih lho" sahut Randi menerima botol kaca tadi.

Nyeko atau mengompres perut dengan botol kaca yang di isi air hangat saat perut sakit, "alah palingan kebanyakan makan permen kopiko" sahut Abiel berlalu keluar.

"bandel kalo di kasih tau, makan permen boleh tapi jangan banyak banyak. Sakit perut kan" omel Randi.

"makan 3 doang lho Ma" protes Abri. Entah kenapa kalau ia makan permen kopiko, meski hanya 3 bungkus ujung ujungnya akan kembung.

"3 sekaligus ya kembung Bang, kalo makannya satu satu trus ada jarak makannya ya nggak bakal sakit perut" decak Randi di balas cengiran oleh Abri.

Soon...

Bad Mama [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang