Sebenarnya, Dhafira masih tak menyangka jika di usianya yang baru saja menginjak 21 tahun ini, statusnya telah berubah menjadi istri dari laki-laki yang belum ia kenal, atas perjodohan yang dilakukan oleh sang ayah. Laki-laki itu bernama Akdas Yazid...
Btw sori ya, updatenya siang padahal dah sepakat update malem. Berhubung aku nggak yakin bisa update nanti malem. Jadi updatenya skrg aja.
Makasih 1k votesnya. Bab ini lagi yaaa😘😘😘 komentarnya seperti biasa❤️❤️❤️
Btw, open pre order semua novelku tinggal 12 hari lagi, ya!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebelum baca, jangan lupa follow aku di sini Agustus29 Instagram : Agustus29_ (aku suka kasih spoiler UM di sini) KBM APP : Agustus29 Karyakarsa : Agustus29 Tiktok : Agustus29_ Dreame / Innovel : Agustus29
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Saat merasakan kantong kemihnya penuh, dibarengi dengan mimpinya yang tengah mencari kamar mandi, Dhafira lantas buru-buru bangun. Ia yang hendak beranjak dari posisinya itu mengurungkan niat, ketika melihat Akdas yang ternyata belum terlelap.
Pria itu terlihat serius menatap ponselnya. Beberapa detik Dhafira perhatikan pun, rupanya Akdas belum menyadarinya. Entah apa yang membuatnya seperti itu.
Dhafira akhirnya berdeham. "Mas kok nggak tidur?" ucapnya, yang sontak membuat jiwa Akdas seakan langsung tertarik.
Karena lelaki itu tampak terkejut dengan tangan yang langsung menyimpan ponselnya ke atas nakas.
"K--kok, ehm. Kok kamu bangun?" Akdas akhirnya bersuara.
Seolah diingatkan dengan maksudnya, Dhafira meringis. "Aku mau ke kamar mandi," jelasnya dan langsung meloncat dari kasur, membuat Akdas yang melihatnya pun menggeleng pelan.
Memungut boneka milik istrinya yang jatuh karena ulah pemiliknya, dan menyimpannya di tengah-tengah kasur. Setelah itu Akdas kembali meraih ponselnya. Mengutak-atiknya sebentar, sebelum menyimpannya di laci nakas, dan mengunci laci tersebut.
Bertepatan dengan itu, Dhafira kembali. Perempuan itu sengaja membasuh wajahnya, hingga rasa kantuknya perlahan menghilang. Jam sudah menunjukkan pukul tiga pagi. Ia pikir tadi Akdas ikut terlelap. Namun ternyata tidak, ya?
