Seperti biasa, ditunggu 1.5 votes + 2k komentarnya!
SIAAAP?🔥🔥🔥
Sebelum baca, jangan lupa follow aku di sini Agustus29
Instagram : Agustus29_
Tiktok : Agustus29_ (Yes, aku bikin konten di sana)Setelah mengatakan kegundahannya pada Akdas dan mendengar respons pria itu, Dhafira merasa sangat lega sekarang. Seakan, beban yang semula memenuhi pundaknya itu lenyap tak tersisa. Entah sekadar sugestinya atau bagaimana, tetapi perlahan rasa canggung dan gugupnya mengikis. Akdas tidak semenyeramkan itu. Pria itu ternyata bisa tersenyum. Dhafira menanamkan pemikiran seperti itu di kepalanya.
Dan pagi ini, ia terbangun dengan senyum yang terulas lebar di wajahnya. Dia tak perlu mengkhawatirkan apa pun lagi. Melirik sisi kirinya yang sudah kosong, perempuan itu celingukan. Terdiam sejenak untuk memastikan, barangkali ada suara gemercik air yang menunjukkan bahwa suaminya berada di kamar mandi. Namun ia tidak mendengarkan apa pun.
"Apa si mas udah bangun?" gumamnya saat melihat jam yang sudah menunjukkan pukul lima pagi.
Perempuan itu menguap, sebelum akhirnya beranjak dari posisinya dan bergegas ke kamar mandi. Berhubung hari ini tidak ada kelas, sehingga dia tak perlu langsung mandi. Dia akan pergi ke dapur dan membantu Bik Nur untuk menyiapkan sarapan.
Tiba di lantai satu, suasana masih terasa sangat sepi. Jadi, di mana suaminya itu? Dhafira intip di ruang kerjanya pun tak ada. Kemungkinan besar suaminya ada di lantai satu, tetapi ... di mana?
Mendengar derap langkah dari belakangnya, Dhafira pun seketika menoleh dan tersenyum ketika mendapati Akdaslah pelakunya. "Pagi, Mas," sapanya.
Lelaki itu menaikkan alisnya. "Pagi. Baru bangun?" tanyanya sambil berlalu melewatinya dan masuk ruang makan.
Dhafira mengangguk, sembari mengekori Akdas. "Mas habis dari mana?"
"Baru mau keluar," jawab Akdas, sama sekali tidak selaras dengan pertanyaannya. "Mau ikut?" tanyanya. Kali ini lelaki itu menoleh ke arahnya.
"Ke mana?"
"Joging."
"Kapan?"
"Menurut kamu?" tanggap Akdas, sebelum kembali memunggunginya dan menyimpan botol minum yang baru Dhafira sadari itu di atas meja. Tak lama kemudian Akdas kembali menghadapnya sembari bersandar di meja bar.
"Sekarang, ya? Boleh, deh. Biasanya Mas joging ke mana? Emangnya jam segini udah ada banyak orang?" cerocosnya tanpa bisa ditahan.
"Emangnya harus ada banyak orang?"
Dhafira meringis. "Tapi kan, masih gelap."
"Kita nggak tinggal di hutan, Dhafira. Kalau mau ikut cepetan ganti baju."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unimaginable Marriage
RomanceSebenarnya, Dhafira masih tak menyangka jika di usianya yang baru saja menginjak 21 tahun ini, statusnya telah berubah menjadi istri dari laki-laki yang belum ia kenal, atas perjodohan yang dilakukan oleh sang ayah. Laki-laki itu bernama Akdas Yazid...