24.2 A News

48.8K 5.5K 3.5K
                                    

Hai, aku update lagiiii😘😘😘
Ditunggu vote sama komennya ya. Bisa kan ya, lebih dari Bab 23🙊 Aku nggak akan nyebutin targetnya😁 vote sm komen aja yang banyak yaaaa

Sebelum baca, jangan lupa follow aku di sini Agustus29Instagram : Agustus29_ (aku suka kasih spoiler UM di sini)Karyakarsa : Agustus29Tiktok : Agustus29_ Dreame / Innovel : Agustus29

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum baca, jangan lupa follow aku di sini Agustus29
Instagram : Agustus29_ (aku suka kasih spoiler UM di sini)
Karyakarsa : Agustus29
Tiktok : Agustus29_
Dreame / Innovel : Agustus29

Sebelum baca, jangan lupa follow aku di sini Agustus29Instagram : Agustus29_ (aku suka kasih spoiler UM di sini)Karyakarsa : Agustus29Tiktok : Agustus29_ Dreame / Innovel : Agustus29

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku hamil, Mas," jelas Dhafira. Senyumnya merekah dengan sempurna di kedua sudut bibirnya.

Akdas mengerjap. "H--hamil?" bisiknya.

Lelaki itu menatap wajah istrinya dengan bingung, sebelum melarikan pandangannya pada benda yang dipegangnya. "Bagaimana bisa?"

Setelah berkata demikian, test pack yang berada dalam genggamannya itu terempas. Jatuh ke lantai.

Senyuman di wajah Dhafira pun menyurut. Bagaimana bisa???

"Mas...." Perempuan itu memanggil suaminya dengan bibir yang bergetar. Dadanya terasa sangat sesak, dengan bulir bening yang perlahan menetes membasahi pipi.

Sesuai dugaannya.

"Gugurkan!" Itulah kalimat yang keluar dari mulut Akdas selanjutnya.

Dhafira tersentak. Antara kaget saat mendengar suara tajam suaminya, dan juga kata yang keluar dari mulutnya.

"Mas!" Perempuan itu kemudian berseru lantang. Menatap suaminya dengan mata berair.

"Saya nggak butuh dia, Dhafira. Kita nggak butuh dia." Akdas berkata lirih, tetapi terdengar penuh penekanan.

Lelaki itu mengulurkan tangannya, berusaha menggapai tangan istrinya. Namun dengan cepat Dhafira menjauh.

Sangat sakit. Rasanya ini adalah hal tersakit yang pernah Dhafira terima dalam hidupnya. Saat ia dijadikan nomor dua oleh ayahnya saja, rasanya tidak sesakit ini.

"Dhafira, saya mohon...."

Kepala perempuan itu menggeleng kuat. Pipinya sudah bersimbah air mata. Begitu pula dengan wajah Akdas yang tampak panik dan kalut.

Unimaginable MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang