Sebenarnya, Dhafira masih tak menyangka jika di usianya yang baru saja menginjak 21 tahun ini, statusnya telah berubah menjadi istri dari laki-laki yang belum ia kenal, atas perjodohan yang dilakukan oleh sang ayah. Laki-laki itu bernama Akdas Yazid...
1.5k votes + 2k komen lagi boleh ya buat bab ini? 😁 makasih....
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa follow aku di sini : Agustus29, dan di instagram : Agustus29_
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rasa penasaran dalam diri Dhafira seketika meronta-ronta, saat mobil yang ditumpanginya ini memasuki sebuah kompleks yang wah ... Dhafira bahkan tak pernah membayangkan, jika ia akan memasuki tempat seperti ini. Di mana jajaran rumah mewah dengan tiga tingkat menjadi fokus perhatiannya sepanjang perjalanan. Dibentengi pagar-pagar tinggi yang sangat gagah. Cara kerja uang memang tidak pernah main-main.
Perempuan itu meneguk ludahnya dengan kasar. Nyalinya seketika menciut. Ia baru sadar jika Akdas bukan sembarang pria!
"Di sini kita akan tinggal."
Mendengar suara rendah milik Akdas di sisinya, mata yang semula jelalatan ke sana kemari itu pun lantas menoleh ke arah suaminya dengan kepala mengangguk. Ia masih belum bisa bersuara, saking merasa takjub dengan apa yang ia lihat saat ini.
Sebut saja dia norak, karena Dhafira akan mengakuinya.
Tidak ada sepatah kata apa pun lagi yang Akdas ucapkan, sehingga Dhafira kembali mengedarkan pandangannya. Apalagi saat mobil yang ditumpanginya ini telah memasukki sebuah halaman rumah, usai seseorang membukakan pintu pagar.
Kepalanya menggeleng. Beneran dia bakal tinggal di sini?! Ya Tuhan....
"Dhafira?"
"Oo—ah iya, Mas?" Dhafira menyahut gagap, saat Akdas memanggilnya. Ia cukup kaget karena tiba-tiba lelaki itu bersuara.
"Kita udah sampai."
Kepalanya mengangguk kuat, tetapi lain dengan tubuhnya yang menegang. Astaga, dia gugup sekali.
"Mari Non."
Dhafira tersentak dengan mata yang membola dan nyaris berteriak, saat pintu mobilnya dibuka dari luar. Perempuan itu meringis, sebelum akhirnya menyungging senyum malu, ketika mendapati seorang wanita paruh baya yang tersenyum ke arahnya.
