Sebenarnya, Dhafira masih tak menyangka jika di usianya yang baru saja menginjak 21 tahun ini, statusnya telah berubah menjadi istri dari laki-laki yang belum ia kenal, atas perjodohan yang dilakukan oleh sang ayah. Laki-laki itu bernama Akdas Yazid...
Oow votesnya nyentuh 770. Kira-kira bab ini bisa lebih nggak nih? Semoga segera tembus 800 votes aamiin. Komentarnya seperti biasa ya🥰
Nggak lama kan ya, update nya? Oiya, mau info : besok pre-order novel Crazy Offer, Adeeva dan Arga sama Meet Again resmi dibuka❤️
Sebelum baca, jangan lupa follow aku di sini Agustus29 Instagram : Agustus29_ KBM APP : Agustus29 Karyakarsa : Agustus29 Tiktok : Agustus29_ Dreame / Innovel : Agustus29
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Akdas menggeleng pelan, kala melihat istrinya itu tidur di sofa kamar dengan televisi yang menyala di depannya. Ponselnya bahkan masih berada dalam genggamannya.
Satu yang membuat Akdas sempat tertegun untuk masuk adalah, pakaian yang dikenakan Dhafira. Perempuan itu tidak lagi mengenalan baju lengan panjang dan celana panjangnya seperti hari-hari biasa. Pasalnya kini, dress polos berwarna abu-abulah sedang perempuan itu pakai. Dengan lengan pendek dan memiliki panjang selutut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Agak tersingkap karena Dhafira berbaring miring di sofa, hingga memperlihatkan celana pendeknya yang berwarna hitam.
Akdas berdeham, demi menetralkan isi kepalanya. Mengapa juga dia harus memperhatikannya sedetail itu? Ah tidak. Lebih tepatnya, mengapa Dhafira tiba-tiba memakai pakaian seperti itu?
Berusaha mengabaikannya karena bahkan objek yang menganggunya saja sedang terlelap, Akdas pun menghampirinya, bermaksud untuk meminta Dhafira pindah ke kasur. Walau sofanya lebih dari cukup untuk menampung tubuh mungil istrinya. Lihat saja betisnya. Bagian itu nyaris sama dengan lengannya.
Terlebih dahulu, Akdas meraih ponsel yang berada dalam genggaman istrinya itu, untuk ia pindahkan ke meja. Namun kemudian ponsel yang sedang dipegangnya itu menyala, hingga menampakkan potret Dhafira di layar kuncinya. Potret perempuan itu saat hari pernikahan mereka.
Akdas berdeham, lalu benar-benar menyimpannya.
"Mas? Udah pulang?"
Akdas langsung menoleh saat mendengar suara Dhafira. Pria itu berdeham tanda mengiyakan.