19 (Drunk)

292 22 0
                                    

Shena masuk ke dalam apartemen Sehun dengan wajah sumringah karena disambut oleh makhluk kecil berbulu, siapa lagi kalau bukan Vivi.

"Vivi Annyeong!!! Long time no see!"  Shena menggendong Vivi dan menciumnya dengan manja.

"Vivi saatnya tidur!" dengan suara lucunya Sehun memasukkan vivi kedalam kamar dan membuat Shena merengut.

"Selalu seperti itu! Bagaimana aku bisa berkenalan dengannya jika kamu tidak mengizinkan aku untuk bertemu dengan Vivi!"

"Duduk disana, aku sudah memesan ayamnya. Mungkin sebentar lagi sampai." ujar Sehun kemudian duduk di sofa. Shena mengikuti Sehun duduk.

Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. "Kenapa lama sekali" keluh Shena.

Tak lama setelah Shena mengeluh suara bel berbunyi. "Mereka datang!" ujar Sehun bangkit dari duduknya dan mengambil makanan mereka.

Sehun kembali ke ruang tamu dengan bungkus ayam dan beer di tangannya. Ia meletakkan makanan itu di atas meja. Dengan segera Shena membuka makanan itu dan langsung menyantapnya.

"Bagaimana rasanya?" tanya Sehun saat melihat Shena makan dengan sangat lahap.

"Enak ketika lapar." Sahut Shena dan kembali menyantap makanannya. 

Shena mengambil sepotong ayam dan menyuapi Sehun yang hanya menatapnya makan sedari tadi. 

"Gumawo." Ujar Sehun dengan senyum manisnya. 

"Bagaimana dengan shooting drama-mu?" tanya Shena disela-sela kegiatan mengunyahnya. 

"Menyenangkan." sahut Sehun kemudian menenggak b eernya yang diikuti oleh Shena setelahnya.

"SM Town concert sebentar lagi, apakah kau ikut?" Tanya Shena lagi.

"Tentu saja. Harusnya aku yang bertanya padamu." 

"Wae?" Tanya Shena seperti kebingungan.

"Bukankah kau mengambil drama baru-baru ini?" tanya Sehun.

"Aaaa, apakah aku belum menceritakannya padamu?" tanya Shena sambil memandang Sehun, yang  dipandang hanya menggeleng tanpa ekspresi. 

"Aku suka dengan alur ceritanya, jadi aku akan mengambilnya." sahut Shena santai kemudian meneguk beernya lagi.

"Siapa lawan mainmu?" Shena mengangkat bahunya.

"Tidak tahu, belum pasti."

Setelah percakapan itu, tidak ada lagi percakapan diantara mereka. Shena terus mengunyah makanannya dan meminum beernya, dan sepertinya ia mulai mabuk sekarang. Sehun terus-menerus tertawa saat melihat Shena mulai meracau tidak jelas. Pipinya mulai memerah dan ia terus saja melakukan aegyo di hadapan Sehun, tentu saja hal itu membuat Sehun gemas padanya. 

"Bisakah kau tidak menggodaku?" ujar Sehun saat Shena mulai mendekat padanya untuk mencium pipinya. 

"Aku bukan penggoda!" Nada bicara Shena mulai naik dan membuat Sehun tertawa geli.

"Kau mabuk?" tanya Sehun dengan tawanya. 

"Ani!" Shena tersenyum cerah menatap Sehun, hal itu membuat Sehun gemas dan langsung mencium bibirnya. 

Namun Shena tiba-tiba menangis dan hal itu membuat Sehun menjadi panik. 

"Wae? Wae?" ujar Sehun.

"Aku takut." Ujar Shena disela tangisnya.

"Apa yang kau takutkan?" 

"Dia menelfonku.." ujar Shena lagi

"Dia siapa?" Sehun semakin bingung dibuatnya.

"Dia mengancamku." Sehun langsung mengambil handphone Shena untuk memeriksa apa yang dimaksud oleh Shena. Sama seperti handphone miliknya, banyak sekali nomor tidak dikenal yang menelfon Shena. 

Sehun tidak tahu apa yang dimaksud Shena. Biasanya orang yang mabuk cenderung akan berbicara jujur dari hatinya. Begitupula yang dilakukan oleh Shena saat ini, Sehun mencoba memahami kenapa Shena tidak mau menceritakan keluh kesahnya pada Sehun sepenuhnya. 

***

Pagi ini Shena terbangun karena panggilan telfon dari handphonenya. Shena menggeliat saat mendengar handphonenya terus berdering. Ia melihat nama leadernya tertera disana.

"Eoh?" sapa Shena dalam setengah tidur.

"Kau dimana? Kita harus shooting nanti siang" ujar Irenen terdengar kebingungan.

"Aku di dorm" jawab Shena masih belum bisa membuka matanya.

"Mwoya! Buka matamu cepat!" Shena membuka matanya dan terkejut bahwa ia bukan di dorm sekarang. Ia berada di kamar Sehun.

"Aku akan segera pulang" shena langsung berdiri dari kasur besar milik sehun dan berjalan menuju pintu.

"Kenapa terburu-buru?" tanya Sehun yang sedang berada di dapur membuatnya terkejut.

"Aku ada shooting. Aku lupa. Aku pergi dulu ya!" Shena mengambil segelas susu yang Sehun buat kemudian mencium pipi Sehun.

"Biar aku antar." Sehun menggenggam tangan Shena agar wanita itu tidak merasa cemas.

Sehun dan Shena dengan segera berjalan bersama menuju lift. Di lift Sehun memeluk Shena dari belakang dan meletakkan dagunya di atas kepala Shena. Hal itu berhasil membuat jantung Shena berdetak dengan kencang.

"Saranghae!" ujar Sehun terdengar cringe membuat Shena tertawa, begitupun dengan Sehun yang juga ikut tertawa.

***
Tbc

WE ARE IDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang