18 (Sehun)

305 23 0
                                    

Happy Reading 🙌

"Sampai jumpa besok di kantor. Aku benar-benar tidak bisa bersama denganmu saat ini." Ujar Shena memohon pengertian Sehun.

"Baiklah, jaga dirimu baik-baik! Aku mencintaimu" Sehun mencium kening Shena sebentar dan kemudian Shena keluar dari mobil Sehun.

Shena melambaikan tangannya sebelum ia masuk ke dalam gedung dorm-nya. Sehun menghela napasnya, ia tahu apa yang Shena rasakan. Ia hanya ingin Shena merasa nyaman dan menceritakan kekhawatirannya dengan Sehun. Namun sepertinya Shena masih enggan bercerita dengannya.

🤍

Keesokan harinya Shena berada di ruang practice sendiri. Entah kenapa saat sedang dalam rasa gelisah, Shena akan merasa tenang ketika ia menari.

Saat sedang kelelahan dan duduk terkapar di lantai, Sehun datang dan langsung memeluknya. Iya mencium puncak kepala Shena dan kemudian duduk di hadapan Shena.

"Lelah?" Tanya Sehun dengan suara khasnya.

"Belum" sahut Shena dan mencoba kembali berdiri untuk melanjutkan dancenya. Namun Sehun menariknya dan menyuruhnya duduk kembali.

Sehun menatap Shena dengan tatapan penuh kasih sayang. Membuat Shena sedikit tersentuh dengan tatapan itu.

"Kamu tidak ingin menceritakan ini padaku?" Tanyanya.

"Menceritakan apa?" Shena tersenyum.

"Kenapa? Masih tidak percaya dengan aku?"

"Tidak, bukan begitu. Aku hanya tidak ingin menambah bebanmu." Shena menunduk tidak berani menatap Sehun.

"Beban apa? Aku tidak punya beban apapun semenjak kamu ada di hidupku. Aku selalu menceritakan keluh kesah ku bukan untuk membuatmu menganggap aku mempunyai beban. Aku menceritakan itu karena aku percaya kamu adalah tempat ternyaman untukku berbagi kisah." Ujar Sehun membuat Shena menangis tanpa sadar.

Sehun mendekat dan memeluk Shena dengan hangat. "Menangislah! Keluarkan semuanya!" Ujar Sehun membuat Shena menangis lebih keras lagi. Kebetulan saat ini mereka bukan berada di practice room utama, jadi mereka tidak perlu khawatir akan datangnya orang lain disana.

Shena sangat ingin menangis sejak kemarin. Namun ia tidak ingin membernya khawatir jika melihat ia menangis di dorm.

Sehun mengusap punggung Shena membuat Shena nyaman dipelukannya.

"Mereka tidak akan berani menyentuhmu." Ujar Sehun membuat Shena makin tersedu.

Sehun melepaskan pelukannya. "Sekarang coba kita lihat wajah jelek ini ketika menangis." Sehun mengangkat dagu Shena dengan jarinya. Ia membuat Shena malu dan memukulnya.

"Jangan menggodaku!" Shena merajuk kepada Sehun.

"Yeppeuda!" Sehun mencium hidung Shena yang memerah akibat menangis.

Sehun meluruskan kakinya dan kemudian menepuk pahanya seolah memberi kode kepada Shena untuk tidur dipahanya. Shena awalnya tidak mau, namun Sehun memaksa dan memegang kepala Shena untuk diletakan dipahanya.

Shena menatap Sehun dengan tatapan terima kasih. "Oppa!" Panggil Shena setelah perasaannya mulai membaik.

"Hm?" Sahut Sehun sambil memainkan ujung rambut Shena. Itu adalah hobi untuk Sehun.

"Kenapa kau bisa tampak begitu dewasa di hadapan ku, dan kau menjadi bayi di hadapan fans dan hyung-mu?" Tanya Shena.

Dengan pedenya Sehun menjawab
"Itu namanya pesona." Shena tertawa dan menampar pipi Sehun dengan sangat pelan seolah itu adalah candaan.

"Jangan tertawa. Aku marah jika kamu tertawa lagi." Ancam Sehun membuat Shena terdiam. Sisi dewasa Sehun hanya bertahan beberapa menit saja.

"Aku lapar" keluh Shena sambil memegang perutnya.

"Mau makan apa?"

"Bekju, chicken." Sahut Shena dengan antusias. Bekju adalah beer.

"Bekju? Wah, uri Shena mulai nakal." Goda Sehun.

Shena memajukan bibirnya, ia tahu sehun akan melarangnya minum sesuatu yang berbau alkohol.

"Arraseo, tetapi ditempatku makannya." Ujar Sehun dan Shena menyetujuinya.

TBC

WE ARE IDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang