Sohyun menghela napas pasrah begitu melihat hasil karyanya yang tak kunjung selesai juga, idenya terlalu stuck dan otaknya sedang tak bisa diajak bekerjasama untuk segera menyelesaikan karyanya.
Tak ada pilihan lain, Sohyun pun menutup kanvasnya dengan kain kecil, lalu beralih pada kanvas lainnya, Sohyun kembali melanjutkan lukisan yang digambarnya kemarin malam.
“Sejak kapan kau melukis Kakakmu?” tanya Dabin yang mendadak muncul dibelakang Sohyun dan mengamati sketsa yang sedang Sohyun selesaikan.
Sohyun menoleh kearah Dabin, lalu tersenyum tipis, “Baru semalam, aku merindukannya.”
Dabin mengangguk pelan lalu kembali duduk ditempatnya dan mulai membentuk karyanya. “Kau tidak segera menekuni seni pahat?” tanya Dabin disela kegiatannya. Memang di fakultas seni rupa, semua seni bisa dipelajari, termasuk setelah seni melukis beralih pada seni pahat.
Sohyun menggeleng, “Belum ada keinginan. Lagipula satu lukisan saja masih belum bisa ku selesaikan.”
Dabin pun mengangguk, lalu tak lama gadis itu tampak murung sembari memegangi perutnya, lantas menghampiri Sohyun. “Sso, ayo makan, aku sangat lapar.”
“Baiklah, ayo kita makan.” sahut Sohyun yang menyadari ekspresi diwajah Dabin. Gadis itu tampak sangat lapar dan lesu, Sohyun jadi tak tega untuk menolaknya. Dabin pun tersenyum senang lalu menarik Sohyun untuk segera bergegas pergi menuju kantin.
Sesampainya dikantin Dabin langsung meraih nampan dan segera mengisi nampannya dengan berbagai hidangan, sementara Sohyun hanya mengikutinya dibelakang. Sohyun hanya mengambil beberapa makanan karena memang tak begitu lapar. Kemudian keduanya pun mengambil tempat duduk diujung, dekat dengan mesin minuman. Suasana kantin tak begitu ramai karena banyak mahasiswa yang masih diruang kelas.
“Kau sangat lapar ya?” Sohyun terkekeh melihat Dabin yang langsung menyantap makanannya dengan lahap. Dabin mengangguk sambil mengunyah makanannya.
Sohyun tersenyum, melihat Dabin mengingatkannya pada masalalu. Sebetulnya, dibanding sekarang, dulu Sohyun tak begitu dekat dengan Dabin meski dirinya sudah berteman sejak awal perkuliahan. Sohyun lebih dekat dengan Yokju dan Eunbi.
Jika diingat, mengapa Sohyun bisa begitu dekat dengan Dabin sekarang.....
Dulu, aku dan Dabin tak begitu dekat. Kami hanya akan membicarakan hal-hal yang penting mengenai mata kuliah atau seputar karya. Tak pernah sekalipun aku membicarakan kisahku pada Dabin. Hanya saja beberapa temanku bahkan kakak senior sudah tahu seperti apa hubunganku dan si brengsek Jeremy itu.
Namun, satu malam mengubah segalanya diantara aku dan Dabin.
Kami menjadi lebih dekat, seakan terbagi antara Sohyun-Dabin dengan Yokju-Eunbi.Ruang Kreasi.
“Ponselmu tadi terus berbunyi. Sepertinya telepon penting.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless [M] ✔
Fanfiction[COMPLETED] "Saat suatu hubungan berakhir, bukan berarti dua orang berhenti untuk saling mencintai. Mereka hanya berhenti untuk saling menyakiti." ©jeonseraaa, 2021