Bab 21

799 72 33
                                    

Enam bulan kemudian...

          Suasana ruang auditorium kreasi kini begitu ramai, para mahasiswa tengah sibuk mempersiapkan acara pameran tahunan yang diadakan serempak untuk seluruh jurusan seni rupa. Beberapa mahasiswa tengah sibuk mendekorasi ruangan, ada pula yang sedang menghias dinding, menata tata letak pembatas dan banyak lagi.

Sementara itu, Sohyun yang kini tengah sibuk mengecat beberapa dinding untuk dekorasi ruangan tampak begitu fokus tanpa memperhatikan sekitarnya, dibantu Dabin yang juga ikut mengecat dinding ruangan bersama Sohyun. Keduanya memang ditugaskan untuk mendesain ruangan agar terlihat secantik mungkin.

Dabin menghembuskan napas panjang, setelah bekerja dari pagi hingga sore hari tanpa beristirahat, agaknya kini tubuhnya diserang oleh lelah, terlebih ia dan Sohyun melewatkan jam makan siang demi menyelesaikan desainnya.

“Sohyun, aku lelah. Mari istirahat sejenak, kita bahkan belum makan.” ucap Dabin letih seraya menghentikan kegiatannya. Dabin pun menyandarkan tubuhnya dan meluruskan lututnya. “Ayo, makanlah dulu. Kau ini gila kerja sekali, yah.” rengek Dabin sambil tangannya menepuk lutut Sohyun.

“Sebentar lagi, aku hampir menyelesaikannya. Kau duluan saja, Dabin-ah. Nanti aku menyusul.” sahut Sohyun tanpa menoleh kearah Dabin yang seolah sudah tak memiliki tenaga untuk bekerja sedangkan Sohyun masih sibuk menyelesaikan lukisannya. Sohyun menghela napas, lalu akhirnya menoleh kearah Dabin yang terduduk dilantai. “Pergilah, kau terlihat seperti mayat hidup.” Sohyun berujar sambil tertawa pelan.

Dabin berdecak, “Sial. Ugh! Kau ini menyebalkan, Kim Sohyun. Baiklah, aku pergi.” ucap Dabin lalu beranjak dari duduknya, menoleh sekilas kearah Sohyun yang masih terkekeh, lalu bergegas pergi meninggalkannya.

Seperginya Dabin pun Sohyun masih bergeming ditempatnya, menyelesaikan lukisannya yang hanya tinggal mencampurkan beberapa warna untuk memperindah hiasan. Setelah selesai, Sohyun pun menghentikan kegiatannya dan bergegas keluar untuk mencari udara segar.

Banyak mahasiswa yang berlalu-lalang, mereka semua tampak sibuk mempersiapkan pameran. Terkadang mereka menyapa Sohyun ketika melewatinya, dan Sohyun hanya bisa membalasnya dengan tersenyum.

Langkah Sohyun terhenti, begitu melihat presensi Jimin yang sedang duduk dibangku taman. Lantas, Sohyun tersenyum lalu segera menghampiri Jimin.

“Jimin!”

“Astaga! Kau mengagetkanku!” pekik Jimin terkejut mendapati Sohyun yang kini duduk tepat disampingnya. Melihat Sohyun, lantas Jimin langsung menyembunyikan buku dan pensil yang digunakannya. “Kau sudah makan?” tanya Jimin seraya menatap Sohyun.

“Belum. Aku keluar untuk mencari makan, tapi melihatmu disini aku ingin menemuimu. Kau sedang apa? Lalu, apa yang kau sembunyikan?” Sohyun melirik kearah punggung Jimin, pria itu seperti sedang menyembunyikan sesuatu dibalik punggungnya.

Jimin berdeham pelan, lalu memiringkan kepalanya menatap Sohyun dengan seksama. Sohyun tampak sama seperti biasanya, namun entah mengapa Jimin merasa ada yang sedikit berbeda dari Sohyun. Lantas Jimin mengulurkan tangannya, menarik ikat rambut Sohyun dan membiarkan rambut Sohyun terurai.

Jimin melebarkan matanya, “Kau memendekan rambutmu?”

Jimin melebarkan matanya, “Kau memendekan rambutmu?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Endless [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang