Suasana studio pagi ini tidak begitu ramai, beberapa mahasiswa kini tengah mengikuti kelas di ruang akademik, tak banyak mahasiswa yang tengah mengerjakan karya mereka di studio. Namun, berbeda dengan Sohyun yang sudah menghabiskan waktunya sejak pagi buta untuk mendesain karya untuk perlombaannya. Besok pagi adalah batas akhir pengumpulan desain, sehingga Sohyun harus bekerja keras hari ini memikirkan desain apa yang akan ia kumpulkan.
Sohyun menghembuskan napas panjang, setelah berjam-jam berkutik dengan internet pada akhirnya Sohyun menyerah dengan desain sederhana sebuah pemandangan alam.
“Kau disini ternyata,”
Sohyun mendongak, mendapati Dabin yang berjalan masuk dan menghampirinya dengan membawa beberapa bungkus makanan. Dabin pun menarik kursi, meletakan bungkus makanan diatas meja dan duduk menghadap kearah Sohyun.
“Apa tidak ada yang ingin kau katakan padaku, Sohyun-ah?” Dabin menatap Sohyun dengan tatapan penuh selidik, sementara Sohyun mengernyit bingung. Dabin berdecak pelan, “Tentangmu dan Jungkook. Kau tidak menyembunyikan sesuatu dariku, kan?”
Sohyun terdiam untuk beberapa saat, mendengar perkataan Dabin membuatnya terhenyak. Sohyun menyembunyikan perihal dirinya dan Jungkook yang berkencan dari Dabin. Pasti Dabin sudah mulai mencurigainya, terlebih sejak semalam Dabin terus memperhatikannya.
“Bagaimana? Tidak ingin bicara padaku?” tanya Dabin sekali lagi.
Sohyun menghembuskan napas panjang, lalu tersenyum tipis kearah Dabin. “Bukannya aku tidak ingin mengatakannya padamu, Dabin. Aku hanya tak bisa mengatakannya. Nanti akan ku ceritakan padamu, tapi tidak sekarang.” jawab Sohyun dengan perasaan bersalah. Sohyun tidak bermaksud membohongi Dabin dengan menyembunyikan perihal dirinya dan Jungkook, hanya saja, Sohyun sendiri masih belum yakin dengan hubungan yang sedang dijalaninya.
Dabin mengangguk mengerti, “Ah, kata Namjoon Sunbae, setelah karyamu diterima, kau akan masuk karantina selama tiga hari. Benarkah?”
Sohyun mengangguk, “Ya, jika aku bisa masuk seleksi nasional, aku akan ikut karantina.”
“Kenapa? Kau tidak ingin lolos seleksi?” Dabin menatap heran kearah Sohyun yang justru terlihat lesu.
“Aku hanya tidak percaya diri,” lirih Sohyun pelan.
“Kim Sohyun, Professor Shim memanggilmu.”
Sohyun sedikit tersentak, lantas Sohyun mengangguk pelan sebelum membereskan barang-barangnya dan memasukannya kedalam tas. Sementara Dabin hanya bisa mengamati sahabatnya itu sembari memberikan semangat.
“Kau pasti bisa, Sso! Semangat!”
***
“Alih-alih Eunbi, mereka memilihmu untuk melakukan pertukaran pelajar ini karena nilaimu yang selalu stabil. Kau bisa mempertimbangkannya lagi karena ini masih tahun depan. Saya harap kau mengambil keputusan yang tepat.”
Sohyun mendesah pelan, setelah menemui Professor Shim justru membuatnya semakin dilanda bingung. Sejak awal, Sohyun memang berencana melakukan pertukaran pelajar, namun akhir-akhir ini, setelah melihat kesungguhan Eunbi untuk mempertahankan beasiswanya membuat Sohyun merasa bimbang, Sohyun merasa Eunbi jauh lebih membutuhkan jalur rekomendasi dibandingkan dirinya.
Mungkin, Sohyun bisa melakukannya dilain kesempatan, atau bisa saja Sohyun kehilangan kesempatan itu. Tapi,
“Sohyun?”
Sohyun menoleh mendapati Jimin yang datang dari arah yang berlawanan darinya, berjalan menghampirinya dengan senyuman.
“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Jimin setelah berhenti tepat dihadapan Sohyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless [M] ✔
Fanfiction[COMPLETED] "Saat suatu hubungan berakhir, bukan berarti dua orang berhenti untuk saling mencintai. Mereka hanya berhenti untuk saling menyakiti." ©jeonseraaa, 2021