Bab 09

397 57 12
                                    

           Sohyun tahu, ia tak sepenuhnya bisa mempercayai ucapan Jungkook beberapa saat yang lalu padanya. Agaknya terdengar begitu serius, tetapi tetap saja, yang bicara adalah Jeon Jungkook, seseorang yang Sohyun tahu tak lebih dari sekedar penggoda wanita.

Sejujurnya, Sohyun sendiri tak mengerti, mengapa Jungkook memperlakukannya seperti ini, meski terlihat dari caranya bergaul, Jungkook memang seseorang yang bebas, namun tak menampik ada beberapa hal yang membedakan sikap Jungkook kepadanya dan pada wanita lain.

Sohyun memutuskan untuk segera pulang untuk beristirahat kala Seokjin datang untuk menjemputnya dan membawanya pulang kerumah. Pun, Sohyun bersyukur karena setidaknya ia bisa sedikit menghindari Jungkook.

“Sso, makanlah dulu.” Seokjin datang menghampiri Sohyun seraya membawa nampan berisi makanan yang sudah ia masak serta susu. Seokjin pun duduk ditepi ranjang Sohyun, “Jangan sakit, yah? Besok setelah mengunjungi pameranmu, Kakak harus langsung pulang. Ibu membutuhkan Kakak untuk berada disana. Dan yah, pulanglah saat liburan nanti, Ibu sangat merindukanmu.”

Sohyun mengangguk pelan, “Kakak sudah mengemas barang-barang Kakak? Mau Sohyun bantu untuk membereskannya?”

“Tidak perlu, biar Kakak saja. Kau makan ini dan istirahatlah. Jangan memaksakan dirimu lagi, ya? Kakak tidak suka jika kau jatuh sakit, apalagi Kakak tidak bisa ada disampingmu untuk merawatmu.” ucap Seokjin lembut namun terdengar tegas. Sohyun tahu bahwa kakaknya itu begitu mengkhawatirkannya, lantas ia pun mengangguk menurut.

“Kalau begitu Kakak akan bereskan barang-barang Kakak, kau makanlah. Jika butuh sesuatu panggil saja Kakak.” Seokjin pun beranjak seraya mengusap pelan puncak kepala Sohyun sebelum akhirnya bergegas keluar dari kamar Sohyun.

Selepas kepergian Seokjin dari kamarnya, Sohyun lantas memejamkan mata sejenak, menerka-nerka apa yang sebenarnya Jungkook inginkan darinya hingga begitu tak suka melihatnya dekat dengan Jimin. Entah, apa yang pernah mereka lalui dimasa lalu, yang sebetulnya itu tak ada hubungannya dengan Sohyun. Tetapi, melihat tatapan sengit keduanya saat berhadapan satu sama lain, Sohyun yakin, pasti terjadi hal yang begitu buruk diantara keduanya.

Jeon Jeungkook,
Sebenarnya apa maumu terhadapku?

***

Meski harus melewati hal-hal yang sulit, pada akhirnya pameran seni dapat dibuka dan didatangi oleh begitu banyak pengunjung dihari pembukaannya, bahkan Sohyun menerima beberapa bunga dan cokelat dari para senior yang memberikan ucapan selamat padanya karena karyanya menjadi yang paling diapresiasi diantara yang lain.

“Untukmu, Nona Kim.”

Sohyun sedikit terkejut ketika Jimin datang bersama dengan Taehyung dan.... kakaknya! Entah bagaimana mereka saling mengenal, tapi yang Sohyun lihat, sepertinya Taehyung yang sudah memperkenalkan keduanya hingga menjadi begitu akrab.

Jimin memberikan bucket bunga mawar yang sederhana dengan cokelat yang berada ditengah-tengahnya dan kartu ucapan selamat sebagai hiasan. Sungguh, indah. Bahkan Seokjin saja tidak membawakan apapun untuknya.

Dasar kakak yang pelit!

“Aku akan memberikanmu mobil saat kau pulang kerumah nanti. Untuk sekarang aku hanya akan memberimu ucapan selamat. Selamat yah, Adikku.” Seokjin berujar diiringi tawa kecil dengan wajah meledek, disusul tawa dari Taehyung dan Jimin juga Dabin dan beberapa teman Sohyun yang ada disana. Mereka memang sudah maklum dengan jokes yang dimiliki Seokjin. “Kau tidak ingin memeluk Kakakmu?”

Sohyun mendengus, namun ia langsung menghambur memeluk sang kakak dengan erat. Ah, Kakaknya akan kembali siang ini. Sohyun jadi sendirian lagi.

“Kakak hati-hati dijalan ya, sampaikan salamku pada Ibu.” ujar Sohyun seraya melepaskan pelukannya dari Seokjin sementara Seokjin hanya mengangguk sambil mengusap pelan puncak kepala Sohyun. Sohyun pun mengalihkan pandangannya pada Jimin dan Taehyung, “Kalian ingin ku temani berkeliling?” tawar Sohyun ramah.

Endless [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang