Bab 05

412 69 11
                                    

          Sohyun mengamati hasil gambarnya yang baru saja ia selesaikan sembari menunggu pakaiannya yang sedang berguling dimesin cuci. Kakaknya masih bekerja dan belum kembali, Sohyun ingat bahwa dirinya sudah bilang pada Seokjin, agar kakaknya itu pulang sambil membawakan ayam goreng dan tteobuki.

 Kakaknya masih bekerja dan belum kembali, Sohyun ingat bahwa dirinya sudah bilang pada Seokjin, agar kakaknya itu pulang sambil membawakan ayam goreng dan tteobuki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sohyun menghela napas pelan, “Kak Seokjin pasti suka kan? Harus. Jika tidak aku akan menendangnya keluar dari rumahku.” gumam Sohyun sambil mengamati gambarnya. Lalu kemudian meletakan hasil gambarnya diatas meja dan meraih ponselnya, sontak kening Sohyun berkerut.

Tiga pesan belum dibaca.

Jeon Jungkook: Sohyun, kau sudah pulang?
Jeon Jungkook: Besok kau senggang?
Jeon Jungkook: Ah, kau sibuk? Maaf aku mengganggumu.

Sohyun menatap pesan Jungkook, kemarin ia memang sengaja mengabaikan Jungkook dan sedikit menghindari pria itu demi ketenangan hatinya. Namun, entah mengapa sekarang Sohyun justru merasa bersalah.

Sohyun: Maaf, aku sedang mencuci pakaian. Aku tidak lihat ada pesan masuk. Besok aku senggang. Ada apa?

ting!

Jeon Jungkook: Ingin jalan-jalan denganku?

***

Sohyun berlari menuju kampusnya, seharusnya hari ini ia bertemu dengan Professor Shim untuk membicarakan terkait hasil karyanya yang terjual kemarin. Namun, karena Sohyun bangun terlambat, ia jadi kesiangan. Sohyun harus berlari menyusuri gedung untuk sampai di kantor Professor Shim.

tok! tok!

“Permisi, Prof. Maaf saya terlambat.”

Professor Shim bangkit dari tempat duduknya, lalu menatap Sohyun dengan raut wajah yang serius membuat Sohyun kembali menundukan kepalanya. Sohyun tahu betul, Professor Shim tidak suka keterlambatan dan tidak displin. Ini memang salah Sohyun.

“Kim Sohyun, ini pertama kalinya aku melihatmu terlambat jadi aku bisa mentolerir keterlambatanmu. Jika besok, kau kembali terlambat aku akan mengurangi point nilaimu.” ucap Professor Shim dengan tegas sontak membuat Sohyun menganggukan kepalanya lalu kembali menunduk.

“Aku memanggilmu kemari, tidak untuk membicarakan hasil karyamu. Tetapi, untuk perlombaan antarseni di fakultas, aku ingin kau berpartisipasi mengikuti perlombaan ini mewakili jurusan seni lukis.” Professor Shim kembali bicara, lalu memberikan selembar formulir pada Sohyun yang telah disetujui oleh Dosen Akademik.

“Perlombaan? Tapi Prof, sepertinya Sohyun tidak benar-benar pantas mengikuti lomba ini.” Sohyun terkejut mengamati formulir yang dibawanya, bersamaan dengan brosur yang diberikan oleh Professor Shim padanya.

Endless [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang