Calon Mertua

1.9K 183 169
                                    

Lampu merah di jalanan kota, udah lama wanda nggak ke kota, karena jarang diajak pak lurah buat ke kota rapat kedinasan, paling juga bapaknya yang ke kota, sedangkan wanda sih terakhir ke kota itu tahun lalu, gantiin mbak puja yang waktu itu minta cuti buat liburan ke Korea sama suaminya, katanya mau nonton konser apa tuh EGSO, XOIX? Ah apalah!, Kan kata mbak puja personel EXO ganteng ganteng, bagi wanda mah cowok sebelahnya ini yang lebih ganteng, valid no debat no kecot. Wanda diam diam mencuri pandang pada chandika yang lagi fokus ke jalan raya. "Wanda mau makan dulu?," Wanda diam aja.

"Masih marah sama saya?," Tanya chandika. Wanda mengangguk, kemudian menggeleng lagi bikin chandika gemas.

"Saya sama ambar memang pernah saling cinta, sebelum saya kenal kamu," chandika membuka pembicaraan.

"Saya suka sama dia, kepribadian dia yang saya rasa bagus, keluarga saya mendukung, terlebih mama, karena memang mama kepengen saya cepat menikah, tapi bagi saya terlalu dini, sampai saya selalu mengulur waktu untuk bertunangan dengan ambar sekalipun kami dibilang cukup lama sih menjalin hubungan,"

"Saya nggak tau ternyata ambar main gila dibelakang saya, apalagi itu sudah terjadi sebelum saya kenal sama kamu, ambar lepas perawan juga bukan sama saya, walaupun saya lepas perjaka dengan dia,"

"Saya rasa kamu perlu tau ini, karena ketika kamu menikah dengan saya nanti, yang kamu nikahi bukan hanya versi saya yang sekarang, tapi juga rentetan masa lalu yang membuat saya seperti sekarang," lanjut chandika. Wanda masih diam memainkan jari jarinya.

"Saya paham kamu pasti marah ketika saya bohong ke kamu, bahwa saya tidak punya tunangan, tapi itu semua pure karena saya memang suka sama kamu terlebih saat kamu menggoda saya di panggung,"

"Wanda nggak godain mas kok!, Mas chandika aja yang mudah sange!, Jangan jangan mas gitu lagi kalau invest ke desa desa,"

"Perlu kamu tau, bahwa saya baru investasi ke kecamatan tempat kamu tinggal, dan saya tidak berniat investasi ke kecamatan lainnya, kalaupun ada niat, saya tidak akan turun sendiri," jawab chandika menggenggam tangan wanda, tapi malah di tepis oleh gadis itu.

"Alah goro tok!, Warek aku mangan omonganmu seng mbladus (alah bohong mulu!, Kenyang aku makan omonganmu yang nggak bisa di percaya!)," Walaupun muka wanda gak seberapa jelas, tapi chandika tetap saja bisa melihat muka imut wanda yang sedang mengerucut sebal.

"Hahahaha!, Saya telepon jusuf dulu untuk booking restoran yang paling mahal buat kita makan malam," wanda mendengus, untung sayang.

****

Ambar meneguk segelas amer yang tadi di belinya. Mengisi gelas amer itu dan meneguknya lagi, berkali kali hingga cegukan, sembari beberapa kali menggumam pelan. Kenapa hubungannya dengan chandika harus kandas di tengah jalan. Apalagi sekarang ia merasa bersalah pada suliana karena gadis itu dipecat oleh chandika.

Bilaaa tiada mendalam, hati dan kerinduann.
Takkan terlalu dalam, luka yang kurasakan.
Bilaa saja ku tau, bahwa kesetiaanmuu begitu dalam padaku, takkan aku mengingkari janjikuu~

"Bangsat!, Siapa sih yang nyetel lagu kandas!!," Maki ambar, dilihatnya ternyata ada pengamen badut Teletubbies yang bawa sound kemana mana ituloh lagi berdiri tepat di depannya, lagian ambar juga mabuk di teras rumah. Ada ada aja.

"Pergi!, Pergiii!!," Usir ambar sambil sempoyongan. Amen badut itu pun pergi takut kalau nanti dipanggilin warga, bukannya dapet duit malah dapet bonyok. Hingga seseorang dengan sepatu pantopel hitam menghampiri ambar. Membawa ambar kedalam dekapannya.

"Jangan begini ambar," ujar orang itu. Membuat ambar terisak.

"Hiks~, aku sayang sama dika!!," Orang itu makin dalam memeluk ambar, menenangkan perempuan itu, membuat perempuan itu nyaman dan tertidur di dalam dekapannya.

BIDUAN - WenyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang