Kisenan isine lombok (M)

5.3K 166 92
                                    

tmi : kalo di daerah aku, kisenan isine lombok adalah cara lain penyebutan hamil di luar nikah. lombok : cabe.
you know lah bentuk penis gimana yakan, dan diibaratkan biji cabe itu adalah sperma. ini info aku dapet dari ibu ibu rumpi no secret yang lagi ghibahin tetanggaku yang juga 'kisenan isine lombok' pas itu ga sengaja lewat sih. trus tanya eyang kisenan isine lombok tuh apa, ternyata hamidun.











sebenarnya nggak sekali duakali chandika melakukan hubungan intim dengan wanda, nggak hanya pas di rumah baru. bahkan mereka sudah merasakan sex ekstrim yaitu di tengah kebun, pas itu chandika sedang turun ke kebun yang akan ia beri investasi, hanya untuk mengechek apakah dana itu turun dan digunakan sesuai anggaran. hari itu wanda datang bajunya memang tertutup, tapi yang namanya chandika ada aja akalnya. ia menyeret wanda ke rumah peristirahatan petani kelapa sawit yang sudah sepi, dan keduanya melakukan disitu, tak hanya itu bahkan chandika juga mengajak wanda untuk publik sex di dekat semak semak, untung nggak ada ular dan semacamnya. untung juga chandika nggak trisom sama hantu hantu yang ada di kebun itu, untung juga sih keduanya nggak gatelen, nggak kena tumbuhan lateng yang kena daunnya aja udah bikin gatel. hal ini sudah terjadi sejak dua bulan lalu.

selain di situ, chandika juga sering kali ngajak wanda ke rumah mereka. chandika jadi sering juga ngobrol sama pak andra, nggak tau deh ngobrolin apa, yang jelas wanda sempat mencuri dengar bahwa andra menyarankan tindik penis pada chandika?, jujur saja wanda pas denger itu jadi semriwing sendiri. ya gimana deh. eh tapi emang penisnya pak andra di tindik?. eh yaampun!, kok jadi kepo.

wanda menggeleng pelan, ia masih saja memikirkan penis yang di tindik itu. "kamu kenapa dari tadi diem mulu?, ini mau desain undangan yang gimana sayang?," tanya chandika.

"yang biasa aja mas, udah nggak usah mewah mewah banget!,"

"tapi kan kita ngundang klien aku juga,"

"terserah mas aja, aku manut," chandika menyerahkan buku isi desain undangan itu pada jusuf.

"kasih saya yang paling bagus," jusuf mengangguk. kemudian beranjak dari mess chandika.

"mas, aku pengen degan ijo, beli yuk!, tapi yang degan ijo pas kita mau berangkat ke rumah kamu,"

"jauh wanda, saya beliin yang di deket sini aja ya?,"

"noou, mau yang disana!," chandika mendengus pelan.

"oke, saya teleponin karyawan saya ya sayang,"

"maunya kamu yang beli, jalan kaki!," chandika menganga jalan kaki kesana itu bener bener jauh banget, udah kaya Lawang ke Malang.

"aduh pake mobil ya sayang?," bukannya mengangguk wanda malah menangis, membuat chandika kelabakan.

"oke, saya beliin, tunggu disini yaa?," wanda mengangguk dengan raut wajah senang sekali.

chandika akhirnya berangkat dengan jalan kaki, tapi sampai depan gang ia malah menelepon salah satu supir untuk mengantarnya membeli degan ijo di tempat yang wanda ingin. pas chandika sudah datang, eh wanda malah tertidur. "sayang. ini esnya,"

"lamaaaa banget!, mau kelon ajaa!," sebagai seorang chandika yang diajak kelon oleh wanda, ya mana nolak sih, kan bisa sekalian anggur-anggur (grape grape).

tentunya grepe dalam otak chandika itu adalah hal yang lebih anu. terbukti saat ini dirinya sedang menguleni pantat sintal wanda, kemudian mengecup bibir merah itu, menyusupkan lidah hangatnya pada mulut wanda, membuat keduanya berperang lidah.

"udah berapa lama chanchan nggak masuk sarang?," tanya chandika membuat wanda merengek.

"yaudah yuk masuk!,"

BIDUAN - WenyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang