"iya pa, wanda calonnya si chandika, papa dateng kemaren dia udah tidur," baru aja diomongin chandika udah seger aja sama wanda jalan dan duduk di kursi meja makan.
"pagi om, saya wanda," papanya chandika mengangguk kikuk. belum sebulan tapi anaknya itu udah nemu pengganti ambar, apa bener kata ambar kalau chandika punya selingkuhan?
"pa, ngelihatin wanda gitu amat!," tegur chandika.
"eh enggak, ini kamu yang masak?," tanya papa chandika pada wanda.
"iya om,"
"gimana pa?, enak kan masakan wanda?, gara gara dia sih chandika jadi suka masakan kaya gini, ini kan selera papa semua," papa chandika mengangguk. wanda yang ngelihat responnya kaya alah yaudahlah kalau nggak di restui mah dia kawin lari aja sama mas chandika, atau jadi bojo simpenan.
"eh wanda, menurut kamu kutek yang ini bagus nggak buat mama?, shining shimering splendid gitu kan yaa!," tanya mama chandika nunjukin foto cat kuku yang cantik gitu niatnya hari ini mau ngajak wanda girls time kan, dia seneng ga punya anak cewek.
"bagus maa, eh tapi mama cocok pake warna cream agak coklat gitu deh, jadi soft, kalem gitu!," mama chandika ngangguk terus lihat kuku wanda yang nggak di warnai tapi lentik gitu cantik banget.
"itu kamu nggak ngewarnai kuku?, padahal makin cantik kalau di warnain looh!," papa chandika ngelihatin istrinya lagi ngobrol sama wanda sambil menyendok nasinya. sejak kapan ini mamanya chandika deket sama wanda?. apa ada sesuatu yang papa chandika lewatkan?.
"nggak ma, kuku wanda sensitif sama begituan, pernah dulu sih, terus kaya tipis gitu gampang sobek, jadi sakit,"
"ehem!," dehem papa chandika menginterupsi. wanda langsung diam, mama chandika juga langsung diam.
"kamu selingkuhan anak saya di desa?," tanya papa chandika membuat wanda yang tadinya senyum adem jadi kaya gimana gitu kan raut mukanya.
puk!
tangan putih mama chandika menepuk pundak suaminya agak keras. "ngawur!, kalo ngomong mbok ya di rem!," papa chandika menutup mulutnya.
"gimana ya om, biar mas chan aja yang jelasin, sebelumnya maafin wanda kalau misalnya wanda ngerusak rencana pertunangan mas chandika sama mbak ambar, wanda beneran nggak tau kalai mas chandika itu punya tu-,"
"pa!, aku kan udah bilang ke papa dan juga nunjukin bukti kalau ambar itu main gila bahkan sebelum aku kenal sama wanda!, jangan gitu ngomongnya sama calon istriku-," wanda mengusap lengan chandika, biar chandika itu sabar sabar dulu lah.
"maaf ya om," wanda menunduk. harus acting ini mah, wanda pns gitu dulu pernah ikut ekskul drama, dia jadi pemeran protagonis dengan nama ratih si buta.
"nggak nggak jangan minta maaf, saya yang harusnya minta maaf sama kamu, karena sudah ngomong kaya gitu, btw wanda ini enak loh masakan kamu, kaya masakan istri saya, makanya saya kaget kok istri saya tumbenan mau masak beginian, makasih ya," wanda mengangguk. chandika meneguk air putihnya.
"permisi pak chandika, ada pak jusuf," ujar salah satu satpam yang menghampiri mereka di ruang makan.
"ah?, suruh masuk!," satpam itu mengangguk kemudian mempersilahkan jusuf untuk menghampiri meja makan keluarga chandika itu.
"eh jusuf!, sudah sarapan?, ayo sarapan!," tawar mama chandika membuat jusuf tersenyum manis.
"terimakasih bu, saya sudah sarapan tadi," chandika ngelihatin wanda yang melongo lihat jusuf nggak berkedip.
"heh!, lihat apa?,"
"ih mas!, itu siapa kamu?, adik?, ganteng banget!, kenalin dong!!," bisik wanda membuat chandika mendelik sampe matanya mau keluar dari tempatnya. ya, chandika itu udah tampan idaman mapan rupawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIDUAN - Wenyeol
Fanfictionwarn mature! (setiap part mature bakal aku kasih tanda) bocil polos/readers suceh jangan di mari ya bebih. lokal wenyeol Wanda Ayuni anak Pak Camat yang bekerja di kantor kelurahan, harus ketahuan sang ayah saat sedang nyambi jadi biduan. "Suara m...