Kalau ada yang paling sial di tahun 1552 saat ini, pastilah aku orangnya. Yah, aku sedang sial karena belum bisa kembali ke tahun 2019. Aku masih terjebak di Elysian hingga bulan purnama muncul di langit kelabu bersama gemintang. Sejak berpisah dengan Edward siang tadi hingga saat ini, aku belum menemukan tanda-tandanya. Maksudku, tanda kembali ke abad 21.
Di samping itu, aku tidak tahu letak kamarku di kastil kerajaan. Sudah bertanya pada beberapa pelayan lain, tetapi mereka malah tidak tahu. Parahnya, mereka bersikap ketus saat aku bertanya. Raut wajah penuh kekesalan pun ditampilkan padaku, seolah-olah aku ini penjahat. Yah, sekarang aku luntang-lantung di kastil kerajaan tanpa tahu akan kemana.
Asli, sebenarnya aku ingin menemukan sebuah kamar, lalu beristirahat. Badanku pegal karena berjalan tidak tentu arah di dalam kastil sejak tadi. Selain itu, aku mulai ketakutan di tempat ini. Lorong-lorong di sini sangat sepi dan hanya disinari oleh lilin sehingga pencahayaannya temaram. Mirip lah dengan lokasi di film hantu.
Oke. Kembali padaku. Korban perpindahan dimensi dan waktu.
Saat ini, melaporkan dari tempat kejadian, aku berjalan sendirian sambil memeluk diri. Niat hati ingin segera menemukan sebuah kamar yang bisa kutempati untuk tidur sampai hari berganti. Tidak apa gelap, yang penting ada kasurnya. Bukan hanya lantai dengan karpet di atasnya. Aku takut bertemu tikus besar seperti saat mengambil susu untuk Edward beberapa hari yang lalu.
Aku menelusuri setiap lorong sambil menyentuh dinding. Kiranya menemukan gagang pintu. Sayangnya, sampai mendekati ujung lorong pun aku tidak menemukannya. Yang kutemukan hanyalah suara orang mendesah layaknya orang tengah bercinta di belokan koridor. Saat kuintip, ternyata benar ada dua orang tengah bercinta di dinding.
Astaga. Mataku.
Lantaran jijik melihat kedua orang itu, aku segera berbalik dan berjalan cepat. Aku kali ini tidak lagi mencari kamar. Melainkan pergi ke gazebo di taman kerajaan. Tempat itu pasti sama gelapnya, tetapi setidaknya ada kursi panjang yang bisa kutempati untuk tidur. Aku terus mempercepat langkah hingga akhirnya sampai di taman istana. Namun, saat berjalan menuju tempat itu, tiba-tiba ada tangan membekap mulutku. Sontak saja diri ini langsung meronta, melepaskan diri dari si pelaku. Aku bahkan menendang kakinya walau itu percuma.
"Aku rajamu, Edward!" serunya di telinga saat aku sibuk meronta.
"Tenanglah, Lily! Aku rajamu!" serunya kembali.
Perlahan, aku tenang. Tidak lagi meronta meski dada ini masih jedag-jedug tidak karuan.
"Sekarang ikut aku!" titahnya.
Edward kemudian melepaskan tangannya dari mulutku, dan beralih ke tanganku yang tidak terbalut kain. Lelaki ini menuntunku entah kemana, tetapi yang jelas menyusuri jalan setapak di area taman. Oh, tidak hanya itu. Kami sampai melewati pohon-pohon pinus yang tampak menyeramkan.
"Kita akan kemana, yang Mulia?" tanyaku. Jujur aku takut sekali. Takut bertemu hantu medieval.
"Tempat beristirahat," jawab Edward singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcane ft Han Jisung
FanfictionLelaki itu misterius. Sejak kepindahannya ke sebuah rumah di samping rumahku, banyak keanehan yang terjadi. Salah satunya, aku masuk ke dalam masa lalu dan bertemu seseorang bernama Edward. Dia mengaku sebagai seorang raja dari kerajaan Elysian tahu...