五 | Edward di Dalam Cermin

2.3K 565 97
                                    

Pagi ini aku harus kembali ke butik untuk mengerjakan pakaian milik Aluna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini aku harus kembali ke butik untuk mengerjakan pakaian milik Aluna. Walau badanku masih tidak enak, aku tetap bekerja di butik. Aku tidak jadi pergi ke kantornya mas Bintang untuk bekerja seperti kemauan lelaki itu. Bukannya aku ingin rujuk dengannya lantaran menolak keinginannya, aku ingin pekerjaan ini rampung terlebih dulu sebelum memulai pekerjaan yang baru.

Sebelum pergi bekerja, aku memoles wajahku dengan make up agar wajahku yang sembap dan terlihat menyedihkan ini tidak dipandang oleh semua orang. Aku tidak mau orang-orang melihat diriku yang tidak tidur semalaman dengan pandangan kasihan. Yah, semalam aku tidak tidur karena takut bertemu Edward. Aku pun takut jika tidur nanti tidak dapat dibangunkan lagi. Mas Bintang yang tadinya akan menjagaku, harus pergi ke Bandung untuk masalah bisnisnya. Aku cukup lega walau ketakutan.

Aku menutup lipstick setelah memakainya. Wajahku kini sudah tampak segar, tidak lagi seperti zombie. Aku pun mengambil tasku yang sedari tadi duduk manis di atas meja. Kumasukkan beberapa peralatan dandanku ke dalam tas sebelum berangkat. Dirasa semuanya sudah siap, aku pun keluar dari kamarku.

Biasanya aku akan berangkat bekerja bersama mas Bintang, tetapi sekarang harus berangkat sendiri menggunakan transportasi umum.

"Aira!"

Seseorang tiba-tiba memanggil namaku. Aku sontak mendongakkan kepala sembari mengenakan sepatu untuk mencari sumber suara. Nyatanya ada Ezra yang baru mandi, berdiri di depan pintu gerbang rumahku. Ezra benar baru mandi. Rambutnya basah dan terdapat handuk di lehernya.

 Rambutnya basah dan terdapat handuk di lehernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau kemana?" tanya Ezra, masih di depan sana.

"Kerja," jawabku agak keras agar si Ezra yang jaraknya cukup jauh dariku mendengarnya.

"Mau saya antar gak?" tanya Ezra kembali.

Aku sontak menggeleng. "Gak usah. Bisa berangkat sendiri."

"Loh? Saya antar saja, ya! Tunggu sebentar. Saya ambil motor dulu,"

Tanpa persetujuanku, Ezra berlari ke rumahnya yang berada di samping rumahku. Aku melongo melihat lelaki itu. Jujur saja, baru pertama kalinya aku melihat seseorang repot-repot ingin mengantarku pergi meski kami baru kenal.

Arcane ft Han JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang