十九 | Perasaan yang Terhubung

440 109 22
                                    

Setelah diculik Edward dan merayakan ulang tahun dengannya, aku kembali ke abad 21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah diculik Edward dan merayakan ulang tahun dengannya, aku kembali ke abad 21. Aku terbangun di tempat terakhir tidur, yaitu di kamarnya Ezra. Sementara aku terbangun, si pemilik kamar alias Ezra masih tertidur pulas. Ia tidur di sebelahku sembari memeluk guling. Ah, aku baru sadar kalau kami berbagi ranjang.

Sesaat aku terpaku dengan sosok di sampingku sekarang. Wajah Ezra yang sedang tertidur, satu sisi terlihat menggemaskan, di sisi lain terlihat kelelahan. Aku jadi tidak tega untuk membangunkannya.

Secara perlahan, aku beranjak dari kasur, kemudian keluar dari kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Secara perlahan, aku beranjak dari kasur, kemudian keluar dari kamar. Hendaknya aku ke dapur untuk mengambil minum. Tenggorokanku rasanya kering dan sedikit perih. Lantaran tidur cukup lama, tubuhku jadi kekurangan air.

Setibanya di dapur, aku bergerak mengambil gelas dan mengisinya dengan air. Dahaga yang kurasa langsung sirna sewaktu menelan air. Begitu selesai, aku menaruh gelas kotor itu di wastafel. Sewaktu menaruh gelas, tak sengaja mataku melihat cermin kecil yang tepat di atas wastafel. Aku melihat pantulan diriku sendiri, yang tampak berantakan. Namun, sepenuhnya perhatianku tertuju pada kalung yang menggantung di leher. Kalung itu adalah hadiah ulang tahun pemberian Edward.

Aku tidak terkejut melihatnya, tetapi malah merasa sedih. Momen bersama Edward saat ulang tahun Lilianne adalah hal terindah menurutku. Di momen itu pun aku menyadari perasaan yang sedang tumbuh untuknya. Sayangnya, kami harus berpisah untuk beberapa waktu kembali-entah sampai kapan. Walau aku sadar kami beda ruang dan waktu, aku tetap menyukai lelaki nomor satu di Elysian itu, dan berharap segera bertemu kembali.

"Aira," suara serak Ezra terdengar sewaktu aku melamun sambil menatap diri di depan cermin.

Sontak, aku langsung berbalik. Di ambang pintu dapur ada Ezra. Ia berdiri di sana dengan wajah kantuknya. Aku baru akan melangkah mendekatinya, namun Ezra lebih dulu mendekatiku. Tak butuh waktu lama, ia berdiri di hadapanku.

"Ezra!" tak sengaja aku memekik gara-gara ia memeluk tubuhku.

"Saya terbangun karena kamu enggak ada di kasur. Saya pikir kamu pulang, Ai," sahutnya. Terdengar khawatir di telingaku.

Arcane ft Han JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang