十七 | Perasaan Edward

660 141 26
                                    

Suara derap langkah kaki seseorang terdengar keras dan menyeramkan pada malam itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara derap langkah kaki seseorang terdengar keras dan menyeramkan pada malam itu. Dua orang prajurit yang tengah berjaga di sisi pintu besar, sontak menegakkan tubuhnya ketika mendengar suara derap langkah tersebut. Begitu terdengar semakin mendekat, keduanya berbalik saling berhadapan. Tak lama, di depan mereka muncul seorang laki-laki berjubah hitam dengan aura kemarahan. Kedua prajurit itu spontan menundukkan kepalanya. Takut melihat tuannya yang tampak berang.

"Dia sudah di dalam?" tanya lelaki itu.

Salah seorang prajurit menggangguk. "sudah, yang Mulia."

Tanpa merespons jawaban prajuritnya, lelaki itu lantas mendorong pintu besar di hadapannya dengan keras hingga terbuka. Ia pun masuk ke dalam ruangan itu. Sebelum mendekati sosok laki-laki lain, Edgar, yang sedang berlutut di tengah ruangan, ia mengangkat tangannya. Memberi kode kepada prajuritnya-yang sedang mencekal Edgar-agar pergi dari tempat itu. Sepeninggal prajuritnya, ia, Edward, melangkah ke arah Edgar.

Sementara itu, Edgar hanya diam sewaktu Edward sudah berdiri di hadapannya. Ia bahkan tidak sudi untuk sekadar memandang sepupunya itu. Ia terlampau marah kepada Edward karena telah menyuruh prajuritnya untuk menghajar dirinya dan menyeretnya ke ruangan ini. Parahnya, ia ditahan hingga larut malam.

Sama halnya Edgar, Edward juga diliputi perasaan marah dan cemburu. Ini terjadi karena Edgar berani bertemu dengan Liliane dan membawa gadisnya seharian penuh tanpa sepengetahuannya. Selain itu, gara-gara Edgar, Lilianne tidak ingin disentuh olehnya.

"Aku menyuruhmu ke Elysian bukan untuk bertemu Lilliane. Melainkan mempersiapkan pernikahanmu dengan adikku," ucap Edward. Terdengar sinis dan dingin.

"Apa perlu kuingatkan sekali lagi agar kamu berhenti?" Edward bertanya.

"Sudah kubilang aku tidak ingin menikahi adikmu! Yang kucintai hanya Lilliane! Bukan adikmu!" teriak Edgar dengan lantang. Ia tak peduli jika orang lain mendengar teriakannya, bahkan Arabella sendiri.

Edward bersedekap usai Edgar berteriak. Ia pun memandang sinis sepupunya itu. "tetapi keputusan pernikahanmu ada padaku. Kamu tidak bisa menyangkalnya, Edgar."

"Kamu memaksaku, Edward!" lagi, Edgar berteriak.

"Ingatlah...ini semua akibat ulahmu sendiri. Sudah kukatakan, Lilianne milikku. Tetapi kamu masih berani mendekatinya,"

"Sekalipun dia memang milikmu, kamu tidak bisa menikahinya. Seorang raja tidak bisa menikahi pelayannya sendiri!" sahut Edgar seraya mencoba berdiri.

Sebab lututnya sakit usai ditendang berkali-kali oleh prajurit Edward, lelaki bersurai hitam itu kesusahan untuk berdiri. Namun, Edgar berhasil berdiri tegak. Dengan langkah yang terseok-seok, ia mendekati Edward hingga berdiri tepat di depannya.

"Kamu akan melawan dewan parlemen jika memang ingin menikahi Lilianne," Edgar menunjuk dada Edward dan sedikit mendorongnya. "aku juga akan mengingatkanmu jika posisimu akan terancam apabila berani menentang keputusan parlemen. Kamu masihlah seorang boneka, Edward."

Arcane ft Han JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang