Suara musik yang terdengar sayup-sayup, membangunkanku dari tidur pulas setelah bertengkar dengan Edward. Entah siapa yang memainkannya, sungguh sangat mengganggu tidurku. Aku lantas mengerang pelan karena musik itu tidak berhenti dan terus terdengar. Walaupun suaranya tidak nyaring tetap membuatku terjaga sempurna.Dengan mata tertutup, aku bangun dari posisi tidur. Duduk sejenak untuk mengumpulkan energi sebelum beranjak dari kasur, hingga terasa cukup. Aku lantas membuka kedua mata yang masih terasa berat sebelum mengecek kondisi di luar kastil. Samar-samar aku melihat dinding yang berwarna kuning krem, alih-alih dinding bata seperti di kastil.
Tunggu.
Aku langsung mengucek kedua mata supaya kantuknya hilang, lalu melihat ke sekeliling. Di ruangan ini ada semua perabotanku di abad ke-21. Aku pun melihat ke pakaian yang melekat di tubuh. Bukan lagi gaun putih panjang yang tipis, melainkan setelan piyama dengan motif buah nanas dan semangka.
Akhirnya aku pulang ke abad 21 setelah tiga hari di Elysian.
Aduh. Terharu. Ingin menangis.
"Akhirnya balik," gumamku sambil memegangi dada. Dadaku bergemuruh karena terlalu senang.
Namun, kesenanganku terinterupsi dengan suara musik yang ternyata dering ponsel. Aku mendesah kesal karena benda itu berada di meja rias. Butuh usaha untuk mengambilnya. Aku harus beranjak dari tempat tidurku yang merupakan zona nyamanku selama ini.
Dengan malas, aku beranjak bangun dari kasur. Pada saat berdiri, tiba-tiba kakiku terasa nyeri. Usut punya usut, setelah kulihat, kakiku bengkak. Bengkaknya sama seperti ketika berada di Elysian. Ah, sial. Aku membawa oleh-oleh dari tempat itu.
Sambil mengabaikan rasa sakit, aku berjalan terseok-seok menuju meja rias. Tampak olehku sebuah panggilan masuk pada ponsel. Panggilan itu dari Ezra. Aku langsung menggeser ikon panggilan dan mendekatkan benda itu ke telinga.
"Kamu kemana aja, Aira? Kenapa telpon saya gak diangkat dari tadi?" tanya Ezra tatkala sudah tersambung. Nada bicaranya terselip kekhawatiran serta kefrustrasian.
"Eum...Ezra telpon jam berapa, ya? Aku dari tadi tidur jadi enggak dengar ada telepon," balasku.
"Dari jam lima sore saya ngehubungin kamu. Kamu tidur dari jam lima sampai sekarang? Astaga, Ai! Kamu tidur atau hibernasi?"
Hah?
Aku yang tidak mengerti maksud Ezra, buru-buru menjauhkan ponsel dari telinga. Kulihat jam digital pada pojok kanan atas layar ponsel. Seketika aku terkejut karena jam tengah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Wah. Sudah lima jam setengah aku tidur.
Tadinya aku tidur sebentar usai mandi sore untuk mengistirahatkan tubuh. Badanku pegal dan batinku kelelahan karena ditemui mas Bintang. Namun, malah bablas. Bablasnya gara-gara kembali ke Elysian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcane ft Han Jisung
Fiksi PenggemarLelaki itu misterius. Sejak kepindahannya ke sebuah rumah di samping rumahku, banyak keanehan yang terjadi. Salah satunya, aku masuk ke dalam masa lalu dan bertemu seseorang bernama Edward. Dia mengaku sebagai seorang raja dari kerajaan Elysian tahu...