十八 | Perasaan Edward #2

465 94 29
                                    

Di luar kastil, tepatnya di lapangan yang ditumbuhi rerumputan, terlihat dua orang lelaki tengah beradu pedang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di luar kastil, tepatnya di lapangan yang ditumbuhi rerumputan, terlihat dua orang lelaki tengah beradu pedang. Satu orang yang bisa kukenali adalah Edward—rambutnya pirang mencolok dan memakai jubah kebesarannya. Meskipun mereka tengah menunggangi kuda, keduanya masih bisa menyerang satu sama lain. Tak dapat dipungkiri, mereka adalah ksatria yang hebat.

Terutama Edward. Walau usianya masih muda, ia mahir menggunakan pedang. Perhitungan akan gerakannya pun menakjubkan. Edward menutup segala celah hingga lawannya tidak mampu menyerangnya. Ah, lelaki itu. Memang cocok menjadi seorang raja sekaligus malaikat pencabut nyawa.

Betapa beruntungnya negara ini memiliki Edward. Termasuk juga Lilianne yang asli. Ia aman saat bersama Edward, walaupun pada akhirnya mereka akan berpisah juga. Di biografi Edward, lelaki itu kan meninggal di usia muda sebelum sempat menikahi Lilianne.

Sayang sekali. Kisah yang tragis.

Tok tok tok

Seseorang tiba-tiba mengetuk pintu kamar Edward, dan membukanya. Sontak aku memalingkan tubuh ke arah pintu. Muncul seorang laki-laki dengan pakaian rapi dan seorang pelayan wanita. Mereka menundukkan kepala, memberi hormat padaku sesaat. Aku tidak membalasnya, cenderung diam, sebab tidak tahu tata krama membalas hormat orang lain di kehidupan ini.

"Saya adalah Elliot, kepala pelayan di istana, Nona. Saya menyampaikan perintah dari Yang Mulia Edward. Yang Mulia meminta nona Lilianne untuk bersiap-siap. Sebentar lagi yang Mulia akan membawa nona ke suatu tempat," ujar lelaki yang bernama Elliot itu.

Eh, bukannya Edward masih latihan, ya?

Alih-alih menjawab, aku memalingkan wajah ke jendela. Mengecek keberadaan Edward. Namun, lelaki itu dan rekannya mendadak hilang. Mungkin latihan pedang mereka baru saja selesai.

"Apakah tuan Elliot tahu, yang Mulia Edward akan membawaku kemana?" tanyaku. Aku harus tahu kemana ia akan membawaku pergi. Takut saja si Edward akan membawaku ke hutan seperti dulu.

"Maaf, Nona. Yang Mulia Edward tidak memberi tahu," balasnya.

"Ah...Baiklah. Aku akan bersiap kalau begitu," tukasku.

Lelaki itu menganggukkan kepalanya. "Joan akan membantu Anda untuk bersiap."

Sang pelayan wanita, Joan, memberi hormat padaku di belakang Elliot sekali lagi. Setelahnya, ia bergerak ke arahku seraya membawa sebuah kotak kayu. Aku berani bertaruh bahwa isi kotak itu adalah pakaian dan mungkin perhiasan. Yah, Edward kan memindahkanku ke kamarnya di istana tanpa membawa barang-barang. Siapa tahu lelaki itu dengan kemurahan hatinya, membawakan baju ganti untukku.

"Silakan bersiap, Nona. Saya mohon undur diri," Elliot akhirnya pergi dari kamar Edward, meninggalkanku dengan Joan.

"Maaf kalau saya sedikit lancang, Nona. Tetapi nona Lilianne sangat cantik," Joan memujiku saat meletakkan kotak yang dibawanya di atas meja.

Arcane ft Han JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang