Mini Episode (Edward : Keputusanku adalah Mutlak)

337 55 16
                                    

Ketukan di pintu kamar memecah sunyi di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketukan di pintu kamar memecah sunyi di dalamnya. Edward segera memerintahkan salah satu pelayannya untuk membuka pintu. Tak lama, setelah pintu tua tak bercat itu dibuka, muncul seorang laki-laki bertubuh tinggi dan berambut pirang panjang yang diikat ke samping. Dengan langkah tegap, lelaki itu masuk ke dalam ruangan Edward. Berdiri jauh dari sang penguasa, lalu memberi hormat.

"Yang Mulia, para menteri sudah berkumpul di ruang pertemuan," ujar lelaki itu.

Edward sekilas melirik sang ajudan melalui pantulan cermin. Walau usianya terpaut jauh lebih tua darinya, Sèbastian Hyde, tidak beranjak dari posisinya. Benar-benar tunduk pada Edward.

"Aku akan segera ke sana," jawab Edward. Ia mengangkat tangannya, memberi isyarat pada para pelayan untuk segera pergi dari ruang kerjanya.

Edward tak langsung beranjak dari tempatnya, depan cermin besar yang pinggirannya terbuat dari emas dengan ukiran flora. Masih mengamati dirinya, terutama bekas luka yang ditorehkan Edgar pada dahinya. Luka sayat itu sudah mengering, tetapi ukurannya cukup panjang. Meski ditutupi dengan poni—Edward sampai memotong rambutnya—tetap agak terlihat.

Edward meyakini, luka itu sengaja Edgar torehkan agar wajahnya rusak. Dengan begitu, Lilianne akan menjauh darinya. Sekaligus sebuah peringatan jika ia juga tidak akan segan mengangkat pedang demi Lilianne.

"Omong-omong, di mana Lilianne?" tanya Edward. Teringat akan Lilianne yang belum ia lihat sejak pagi.

Ia tidak menghindar. Justru karena sibuk, ia tidak punya waktu menjenguk kekasihnya.

"Nona Lilianne masih berada di kamar Yang Mulia. Nona tidak keluar dari sana sama sekali," sahut Sèbastian.

"Bagus. Perintahkan Joan untuk terus mengawasi gadis itu! Dan jangan pernah izinkan ia keluar tanpa izinku!" titah Edward.

"Baik, Yang Mulia,"

"Lantas bagaimana dengan Edgar?" tidak mungkin sepupunya kembali ke Georgina setelah semalam ia buat tak berdaya.

"Tuan Edgar berada di istana putri Arabella. Putri sendiri yang merawat beliau,"

Decakan kesal lolos dari Edward kala mendengar jawaban Sèbastian. Ada untung sekaligus rugi yang akan ia dapatkan secara bersamaan. Jika berbicara untung, maka Edgar tidak akan dapat menemui Lilianne lagi. Secara istana Arabella letaknya di timur. Sementara terkait rugi, perkelahiannya dengan Edgar akan memicu kemarahan Arabella. Adik tirinya itu terobsesi dengan Edgar hingga ke ubun-ubun. Pastinya, Lilianne akan disalahkan oleh gadis itu. Lebih parahnya, Arabella akan mencelakai Lilianne.

Agak mengesalkan, namun tak mengapa. Edward masih bisa melindungi wanitanya.

"Pastikan Edgar tidak keluar dari istana Arabella tanpa sepengetahuanku juga. Segera tulis surat pada pamanku kalau pernikahan Edgar dan Arabella dipercepat. Minggu depan, mereka harus menikah!"

Arcane ft Han JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang