Merasakan sesuatu yang dingin dan tajam menyentuh pipinya, Sophie terbangun dan membuka kedua matanya perlahan-lahan. Sosok pria tampan berambut keemasan menyambutnya, ya siapa lagi kalau bukan Axl.
"Good morning, My Lil Soph"
Pupil mata Sophie turun untuk melihat benda tajam apa yang sedang menyentuh pipinya, dan yang benar saja Sophie memekik pelan menemukan Axl menekan ujung belatinya yang runcing ke pipi Sophie. Gadis itu berusaha untuk tidak bergerak karena ia tahu, sedikit saja ia bergerak pisau itu akan melukai kulit wajahnya.
"Xa...Xander...a-apa ini?"
Axl terkekeh pelan, "Axl. Kau sangat keras kepala sayang, sesulit itukah menyebut namaku?"
Menarik nafas dalam, Sophie memutuskan untuk menuruti keinginan Axl demi keselamatannya, "Axl, apa yang sedang kau lakukan?"
"Bersenang-senang" pria itu menyeringai lebar, "Dan aku juga memikirkan tentang aturan kencan tiga kali sebelum bercinta, bisakah kita menyebut kencan kemarin adalah kencan yang ketiga?"
Sophie menatap ngeri ujung belati yang masih menyentuh pipinya tanpa tekanan, jika ia menggeleng ujung belati akan menggores pipinya, jika ia mengangguk hasilnya pun sama. Sudah jelas Axl ingin mendengar jawaban dari suaranya langsung.
"Tidak"
"Wow, dengan belati di pipimu kau masih sanggup mengatakan tidak, kau benar-benar punya mental sekuat baja My Lil Sophie" ucap Axl sambil membawa dirinya semakin dekat kepada Sophie.
"Axl, singkirkan benda ini dariku" pinta Sophie.
"Bagaimana jika aku tidak mau, kau tahu kau adalah satu-satunya gadis yang berani memerintahku" melihat wajah Axl yang mulai diselimuti oleh amarah Sophie pun mengoreksi kalimatnya, "Kumohon Axl..."
Axl tersenyum puas, pria itu menyimpan belati kecil itu di dalam sakunya lalu ia segera mengurung kedua sisi tubuh Sophie dengan lengannya, "Hearing you begging makes me so hard, My Little Sophie...."
Sophie memalingkan wajahnya saat Axl membawa dirinya semakin dekat dan dekat, hingga ujung hidung mancung pria itu menyentuh sudut bibir Sophie. Sial, Sophie sangat ketakutan. Ia takut Axl akan melakukan sesuatu yang buruk kepadanya, seperti memaksanya untuk melayani pria itu.
Melalui ekor matanya Sophie dapat melihat senyum culas terukir di bibir Axl. Pria senang melihat Sophie gemetar ketakutan, pria itu menikmati wajah Sophie yang berubah menjadi pucat pasi setiap kali ia menggertak gadis kecilnya itu.
"But don't worry" bisiknya, "I won't touch without permission, no matter how much i want to"
Sophie memberanikan diri untuk menatap langsung ke dalam mata biru cerah Axl. Hatinya tercabik-cabik karena ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri, ia masih melihat Xander di sana. Ia yakin pria ini bukanlah Axl meskipun peringai mereka jauh berbeda, entah apa yang sedang Xander coba lakukan, Sophie tidak tahu, namun dirinya sudah muak dengan permainan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
En Pointe (Exotic Dances Collection 4) / Complete
RomanceExotic Dances Collection #4 Impian Sophie Banks hanyalah satu yaitu menjadi tokoh utama pada seni pertunjukan balet tingkat internasional, dan impian itu nyaris terwujud andai saja tragedi pembunuhan John Van Bergen tidak terjadi di pertengahan pert...