12. Love Is All That I Need

1.2K 162 24
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Sophie baru saja keluar dari kamar mandi saat ia menemukan Xander terlelap dengan sangat pulas di ranjang. Pria itu tampak kelelahan, ah pasti begitu banyak beban pikiran yang Xander tanggung selama ini, semuanya karena ulah kepribadian gandanya, Axl.

Menghampiri Xander, Sophie mengambil duduk di tepi ranjang dengan hati-hati agar tidak mengganggu tidur nyenyak sang kekasih. Ia pandangi wajah tampan Xander dan tanpa butuh waktu yang lama ia tenggelam di dalam perasaannya yang semakin hari tumbuh semakin besar untuk pria itu. Namun Sophie merasa cemas, ia cemas dengan perasaan yang Xander miliki untuknya. Ia tahu Xander juga mencintainya, akan tetapi bagaimana dengan Axl yang sangat membencinya? Hubungan ini akan menjadi sangat rumit sebab Axl  juga merupakan bagian dari diri Xander.

Oh, Sophie pusing memikirkan bagaimana hubungan ini bisa tetap berlanjut jika Axl menjadi penghambat di antara mereka berdua. Tapi Sophie yakin ia dan Xander mampu melewati rintangan ini, Sophie akan berusaha membuat Xander sembuh dari traumanya atau apa pun itu.

Tubuh Sophie menegang kaku saat tiba-tiba saja kedua kelopak mata Xander yang biru terbuka dan pria itu langsung menatapnya. Sophie tersenyum kikuk, merasa malu karena ia tertangkap basah memandangi kekasihnya yang sedang terlelap. Oh, Sophie harap Xander tidak berpikiran yang buruk tentangnya.

"Kau baru saja selesai mandi?" tanya Xander dengan suara yang serak khas bangun tidur.

"Ya"

Merengkuh pinggang Sophie, Xander menarik gadis lugu itu untuk mendekat. Sophie menjadi semakin canggung saat ia berada begitu dekat dengan sosok Xander yang terasa hangat. Oh tidak, Sophie tidak pernah menjalin hubungan yang romantis bersama seorang pria sebelumnya. Xander adalah kekasihnya yang pertama, bisa dibilang cinta pertama Sophie juga.

"Aku senang kau ada di sini dan mau pergi bersamaku, Soph" ucap pria itu dengan tulus, "Terima kasih"

"Tidak Xander, seharusnya aku yang mengucapkan terima kasih, aku ada di sini karena kau berusaha melindungiku"

Jemari Xander yang terasa hangat mengusap pipi kanan Sophie, "Well, aku yang membawa masalah ke dalam hidupmu jadi aku juga yang harus bertanggung jawab, Soph"

Sophie menggeleng cepat, "Tidak, jangan pernah berbicara seperti itu lagi"

Xander tersenyum lembut lalu menarik tengkuk Sophie agar ia dapat menjangkau bibir ranum gadis itu. Mereka berciuman, Xander memagut bibir manis Sophie dengan mesra, membuat gadisnya yang pemalu menjadi panas dingin karena cumbuannya.

Suasana berubah intens saat Sophie tanpa sadar menyandarkan tubuhnya pada tubuh Xander yang hangat. Gadis itu melenguh, membawa dirinya semakin rapat dan membiarkan jiwanya tenggelam di dalam ciuman yang manis itu.

"Mmmhh..."

Erangan Xander yang parau terdengar, ia membawa Sophie berguling sehingga ia bisa berada di atas tubuh gadis itu.

En Pointe (Exotic Dances Collection 4) / CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang