6. Dancing With Anger

1.3K 190 18
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Bagi Sophie Ballet merupakan hidupnya, gairahnya, semangat, dan angannya. Begitu banyak emosi yang Sophie curahkan saat menari. Ketika kakinya berjinjit, ia bisa menjadi lupa diri. Ketika tubuhnya berputar dan tangannya berayun pada saat itulah jiwanya terbang dan terhempas, melayang jauh bersama alunan musik yang mengiringi. Bukan hanya sekedar hobi, ballet adalah segenap jiwa dan hati Sophie.

Tapi kini, semenjak Xander menghancurkan hatinya, gairah untuk menari lenyap begitu saja. Kebohongan yang Xander jejalkan terus terngiang di telinga Sophie bagaikan bisikan setan, sikap manisnya, perhatiannya. Oh, mengingat semua itu membuat hati Sophie hancur berkeping-keping.

Oleh karena itu, untuk melupakan Xander ia ingin dirinya tenggelam di dalam tariannya lagi. Menyalakan musik, Sophie mulai mengambil lima langkah mundur dari ponsel yang ia letakkan di atas meja, earphone bluetooth telah terpasang di telinganya. Tanpa sepatu Sophie berjinjit dan membiarkan jemari kakinya terasa sakit. Ia melangkah, berputar, dan berayun mengikuti alunan musik. Memejamkan mata, memaksakan dirinya untuk terus menari walaupun hatinya menjerit.

Xander brengsek!

Itulah yang benaknya teriakkan, dan Sophie pun mulai tenggelam di dalam balletnya yang berubah menjadi tarian kontemporer penuh emosi. Rambut cokelat muda yang mulanya tersanggul rapi kini telah tergerai dan berantakan. Sophie terus menari dan menari hingga gerakannya yang diselimuti amarah membuat ia menjadi celaka, gadis itu terjatuh di akhir tariannya karena pergelangan kakinya terkilir.

Ah, sialan!

Memegang ujung lemari buffet, Sophie bangkit dengan hati-hati. Ringisan kecil lolos dari bibirnya yang mungil saat ia mencoba berjalan dengan tertatih-tatih menuju ke meja makan. Sophie mendudukan dirinya di salah satu kursi, ia mematikan musiknya lalu melepaskan earphone dari lubang telinganya.

Lalu apa sekarang?

Kekacauan di dalam dirinya malah semakin bertambah besar setelah ia menari. Ia belum bisa melupakan Xander dan semua kenangan yang ia miliki bersama pria itu meski hanya dua hari.

Sophie mulai menangis seperti gadis yang cengeng, jika ballet tidak bisa membantunya meringankan beban di hati maka biarlah air mata yang melakukannya.

Sesak di dada Sophie sedikit berkurang setelah ia menangis. Ia memeriksa pergelangan kaki kanannya yang masih terasa sakit, oh besok ia harus pergi ke Dokter untuk memastikan bahwa tidak ada yang serius dengan pergelangan kakinya. Semoga ia hanya terkilir saja.

Saat Sophie sedang sibuk memeriksa sendiri pergelangan kakinya, suara yang begitu keras terdengar dari pintu depan. Begitu keras seperti seseorang sedang berusaha mendobrak pintunya. Sophie terkesiap, gadis itu segera pergi menuju ke kamarnya dan mengunci diri di dalam sana.

"Cari kekasih Barone sampai ketemu, sudah sudah cukup bajingan itu bermain-main denganku!"

Sophie ketakutan bukan main mendengar suara berat nan menyeramkan itu. Ia hendak mencari nomor polisi tapi tiba-tiba saja seseorang membekap mulutnya dari belakang dan merebut ponselnya.

En Pointe (Exotic Dances Collection 4) / CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang