Angin berhembus kencang malam ini,
daun-daun yang gugur berterbangan di bawah pohon rindang yang Sophie duduki. Mata cokelatnya yang sayu memandangi awan yang kelabu, sesekali kilat menyambar di atas langit hingga dari kejauhan Sophie dapat mendengar suara gemuruh hujan yang berdatangan.Sophie duduk dengan acuh di akar pohon yang rindang. Tak peduli badai akan segera datang dan menerjang. Persetan, badai bahkan sudah menerpanya jauh sebelum ini. Saat Sophie mulai berbicara dengan dirinya sendiri karena tidak tahu harus mengadu kepada siapa. Orang-orang mungkin berpikir ia terlalu muda untuk patah hati, tapi perpisahan yang terjadi membuat Sophie terus menyendiri.
Melamun, sendirian, terombang-ambing tanpa teman. Sophie memahami perasaan yang tidak bisa ia lihat selama ia menyendiri. Badai semakin mendekat dan ombak semakin tinggi, tapi untuk yang sekian kalinya semua itu bisa Sophie lalui lagi dan lagi sebab ia sudah tidak peduli dengan dirinya sendiri. Hatinya sudah mati rasa, menangisi kepergian kekasih pun rasanya percuma saja.
Sorry darl you missing the text, cerita ini sudah diterbitkan dan dapat kamu beli di google playstore or playbook. Link pembelian ada di bio aku. Trims.
— TBC —
Vote+comment for next!
KAMU SEDANG MEMBACA
En Pointe (Exotic Dances Collection 4) / Complete
RomanceExotic Dances Collection #4 Impian Sophie Banks hanyalah satu yaitu menjadi tokoh utama pada seni pertunjukan balet tingkat internasional, dan impian itu nyaris terwujud andai saja tragedi pembunuhan John Van Bergen tidak terjadi di pertengahan pert...