Satu kantor di buat gempar dengan datangnya jihoon dengan bayi dalam gendongannya bahkan seungkwan dan wonwoo sampai berlari dari meja kerjanya hanya untuk menghampiri jihoon saja dan membuat jihoon harus tertahan di loby.
"Ji kau sudah menikah?"tanya wonwoo
"Apa jangan-jangan kau hamil di luar nikah"celetuk seungkwan
"Sembarangan mulut mu itu kalau bicara...pasangan saja tak punya bagaimana bisa aku punya anak dengan usia dua bulan"sahut jihoon
"Lalu ini anak siapa ji?"tanya wonwoo
"Akan ku beritahu kalau appanya mengijinkan dan Kwan jangan coba-coba kau sebar gosip kalau aku dengar gosip tidak enak tentang ku atau bayi ini ku tebas kepala mu dan ku berikan pada kekasih mu...mengerti!"ujar jihoon
"Mengerti Hyung"sahut seungkwan
"Siapa namanya ji?"tanya wonwoo
"Jiyoung...aku kemeja ku dulu"ujar jihoon
"Kau sudah makan siang Hyung?"tanya seungkwan
"Sudah tadi dengan mie pedas dan soda"sahut jihoon
"Jika lambung mu bisa bicara ia pasti sudah meronta karena tersiksa ji...makan lah nasi jika siang, kau selalu saja makan mie"ujar wonwoo
"Baik eomma...aku pergi"pamit jihoonLangkah jihoon bergegas menuju lantai paling atas dimana ruang kerjanya berada dihadapan ruang kerja soonyoung, sesampainya di atas jihoon di kejutkan dengan meja kerjanya sudah di ubah oleh soonyoung bahkan sudah ada boxs bayi tak jauh dari bangku jihoon dan beberapa mainan untuk bayi bahkan termos kecil, botol susu sampai susu pun sudah di sediakan.
"Wah...orang gila itu keluar berapa uang untuk ini semua...jiyoung-ah kau lihat kan appa mu itu sungguh gila sebetulnya"celoteh jihoon
Langkah kaki jihoon berjalan menuju ruangan soonyoung dan mendapati soonyoung tengah makan siang dengan tenang, tapi masa bodoh jihoon harus memberinya laporan bukan.
"Selamat siang Presdir"ujar jihoon
"Siang...bagaimana?"tanya soonyoung
"Usianya dua bulan dan dia sehat, dokter bilang mulai bulan depan harus rajin imunisasi"
"Oh...berikan Jiyoung pada ku, kau kembali berkerja sana nanti kalau Jiyoung mengantuk akan ku panggil"
"Seperti manusia panggilan saja aku ini...oh ya Presdir tadi ada karyawan yang tanya Jiyoung anak siapa? Saya harus jawab apa?"
"Bilang saja anak ku"
"Ok"Jihoon keluar ruangan soonyoung untuk berkerja meninggalkan jiyoung bersama soonyoung terlebih lagi pekerjaan jihoon menumpuk.
.
.
.
Sore tiba jam pulang kerja untuk semua karyawan soonyoung bergegas keluar dari ruang kerjanya dan mendapati jihoon tengah memasukan beberapa barang-barang milik Jiyoung dan beberapa berkas yang harus ia bawa pulang untuk di kerjakan mengingat semua materi rapat soonyoung untuk Minggu depan.Chan berjalan menghampiri jihoon dan soonyoung karena mobil sudah siap sesuai perintah soonyoung hari ini jihoon pulang bersama soonyoung.
"Presdir bisakah nanti setelah sampai rumah saya ijin sebentar"ujar jihoon
"Kemana?"tanya jihoon
"Mengambil pakaian ganti dan baju kerja saya...tak mungkin saya minta baju baru pada Presdir takutnya saya di hilang matre"
"Langsung saja aku malas dua kali keluar"
"Saya pergi sendiri"
"Tak ada bantahan...Jiyoung biar aku yang gendong, kau bawa tas ku saja"Soonyoung menggendong Jiyoung dengan lembut bahkan tersenyum saat Jiyoung menatap mata sipit itu yang tentu saja membuat Chan dan jihoon bingung.
Soonyoung jalan lebih dulu di ikuti dengan Chan dan jihoon dibelakangnya, sesampainya di lobi banyak karyawan yang terdiam melihat soonyoung menggendong bayi yang di gendong jihoon siang tadi bahkan ada yang terpesona dengan aura soonyoung.
"Wah Presdir seperti hot Deddy"celetuk salah satu karyawan perempuan
Sontak membuat jihoon jadi mengerutkan dahi bagi jihoon soonyoung hanya orang gila yang suka marah namun terkantuk pintu dan menjadi lembut terhadap bayi.
Sedangkan Chan memang sekutu dengan apa yang dikatakan karyawan tadi kalau tak ingat sudah punya kekasih mungkin Chan sudah menggebet soonyoung sejak dulu karena memiliki karismanya kalau tak ingat ia selalu di buat gila dengan tingkah dan tugas dari soonyoung.
"Kau kenapa Chan?"tanya jihoon
"Kalau tak ingat bagaimana tingkah Presdir mungkin sudah ku gebet dari dulu"sahut Chan
"Kau yang baru berkerja beberapa tahun saja sudah di buat geleng kepala, bagaimana dengan ku yang lebih lama dari mu"
"Kau gila sungguhan Hyung"Soonyoung duduk di kemudi disampingnya ada Chan sedangkan jihoon dan Jiyoung di belakang tujuan utama mereka adalah rumah jihoon karena seperti yang jihoon bilang ia perlu barang-barangnya.
Butuh satu jam untuk mobil soonyoung sampai di apartemen jihoon yang kecil dan sederhana bahkan hanya ada satu kamar saja, jihoon mengeluarkan koper dalam lemari dan mengambil beberapa baju yang ia butuhkan dan barang-barangnya.
"Kau menyewanya ji?"tanya soonyoung
"Saya membelinya Presdir"sahut jihoon
"Berapa tahun selesai pembayarannya?"
"Dua tahun, sejak awal saya masuk perusahaan milik Presdir...maaf jika Presdir kurang nyaman dengan tempat tinggal saya"
"Tak masalah, ini nyaman orang tua mu mana ji?"
"Presdir beralih profesi jadi wartawan ya? Banyak sekali pertanyaannya"
"Tinggal jawab apa susahnya sih"
"Ogah...itu privasi saya"Soonyoung memilih keluar menghampiri Chan yang tengah bermain dengan jiyoung daripada berakhir adu mulut dengan jihoon di dalam.
Soonyoung suka heran dengan kriteria dari orang tuanya kenapa menerima jihoon jadi sekretarisnya padahal jihoon satu-satunya karyawan yang sulit untuk diajak bicara baik-baik.
Selesai dengan semua barang-barang jihoon mereka bergegas kembali ke rumah soonyoung untung saja Jiyoung sudah jihoon mandikan saat di kantor tadi jika tidak bisa-bisa Jiyoung mandi malam dan berakhir demam.
Sesampainya di rumah soonyoung mereka ber empat langsung masuk terlebih lagi Chan ia ingin segera mandi karena tubuhnya lengket semua.
Jihoon menyempatkan bermain dengan jiyoung di ruang tengah masa bodo dengan soonyoung yang sudah pergi ke kamarnya sendiri untuk mandi.
"Jiyoung biar dengan ku saja Hyung...Hyung bisa mandi dulu"ujar Chan datang sudah dengan baju santai nya
"Aku akan masak makan malam dulu baru mandi titip Jiyoung dulu ya Chan"ujar jihoon
"Kau sudah seperti eommanya Jiyoung...Hyung"
"Aku tinggal"Jihoon memang mudah dekat dengan anak kecil apalagi yang memiliki nasib seperti Jiyoung jihoon akan lebih sayang karena bagi jihoon anak yang memiliki nasib seperti Jiyoung harus memiliki kasih sayang yang lebih.
Soonyoung turun dari lantai dua dan mendapati Chan tengah bermain dengan jiyoung namun tak melihat jihoon.
"Jihoon dimana?"tanya soonyoung
"Membuat makan malam"sahut Chan
"Aigoo anak appa sedang main dengan Chan imo"
"Samchoon Hyung...bukan imo"
"Kalau kau di panggil samchoon Jiyoung harus panggil hoseok Hyung dengan sebutan imo begitu"
"Jiyoung-ah appa mu ini menyebalkan"
"Kapan pertunangan mu diadakan?"
"Bulan depan, Jiyoung di ajak ya Hyung"
"Pasti mana mungkin aku meninggalkannya"
"Hyung...apa orang tua Hyung sudah tahu mengenai Jiyoung?"
"Mungkin saat mereka pulang dari Jepang akan langsung menghampiri kantor"Soonyoung yakin jika kabar mengenai Jiyoung sudah sampai di telinga orang tuanya mengingat orang tuanya punya banyak sekali mata yang mengawasi kantor miliknya ini.
Namun satu hal yang soonyoung lupakan jika orang tua soonyoung tak tahu jika jihoon yang merawat Jiyoung.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Us
Fiksi Penggemar"haiss...kenapa juga harus manusia menyebalkan itu yang harus menemukan bayi mungil selucu ini...aigoo kenapa kau menggemaskan sekali"